Hari ke-12
Seorang anak yang suka-suka mencari
kesalahan dengan cekatan, ia akan mampu
menunjukkan kesalahan teman-teman dan orangtuanya. Bahkan jika sesuatu terjadi
pada dirinya, maka ia menyalahkan teman dan orangtuanya.’ Aku jatuh karena Ayah
meletakkan ember di sembarang tempat,” kata anak tersebut. Kepada ayahnya saat
ia terjatuh di kamar mandi.
“Kamu mengalami musibah ini karena kamu
tidak berhati-hati. Oleh karena itu, kalau berjalan harus hati-hati,” kata anak
tersebut kepada seorang anak lain yang terkilir kakinya.
Pada suatu hari, anak itu
berjalan-jalan di pinggir hutan. Matanya tertuju pada sekelompok lebah yang
mengerumuni sarangnya.”Wah, madu lebah itu pasti sangat manis. Aku akan
mengambilnya. Aku akan mengusir lebah-lebah itu !” Ia pun mengambil sebuah
galah dan menyodok sarang lebah itu dengan keras.
Ribuan lebah merasa terusik
dan menyerang anak itu. Melihat binatang kecil yang begitu banyak, anak itu
lari terbirit-birit. Lebah-lebah itu tidak membiarkan musuhnya begitu saja.
Satu…dua…tiga…, lebah-lebah menghajar dengan sengatan.”Aduh…tolong…!!”Byur !!
Anak itu menceburkan dirinya ke sungai. Tak lama kemudian, lebah-lebah itu
pergi meninggalkan anak itu yang kesakitan.
“Mengapa Ayah tidak menolongku? Jika
Ayah saying padaku, pasti sudah berusaha menyelamatkanku. Semua ini salah
Ayah!” Ayahnya diam sejenak, lalu mengambil selembar kertas putih. ”Anakku, apa
yang kamu lihat dari kertas ini? Itu hanya kertas, tidak ada gambarnya,” Jawab
anak itu. Kemudian, ayahnya menorah di kertas putih dengan sebuh titik berwarna
hitam. “Apa yang kamu lihat dari kertas putih ini? Ada gambar titik hitam
dikertas putih itu! Anakku, mengapa kamu hanya melihat satu titik hitam pada
kertas putih ini? Padahal sebagian besar kertas ini berwarna putih. Betapa
mudahnya kamu melihat kesalahan Ayah! Padahal masih banyak hal baik yang telah
Ayah lakukan padamu.”
Ayahnya berjalan pergi meninggalkan
anaknya yang duduk termenung.
Mari kita belajar mengoreksi diri
sendri sebelum kita menyalahkan orang lain. Jangan hanya melihat sisi buruk
suatu masalah, tetapi kita perlu juga melihat sisi baiknya.
Kawan-kawan yang super, Saya hantarkan
kawan-kawan pada sebuah inspirasi berpikir yang rasional, penuh hikmad, dan
edukatif. Bahwa disetiap perjalanan berkampus kita terkadang menyedihkan,
menyakitkan serta membuat kawan-kawan neneteskan air mata kegalauan etapi
terkadang kita sering menyalahkan dosen, teman-teman serta orang tua. “kenapa
ibu menguliahkan aku disini?”,”Apa yang dilakukan Bapak itu kepada ku?”,”Mereka
tidak mengajak ku untuk berdiskusi?”, semua itu terlontar dari mulut kita atas
sebuah peristiwa dan meyalahkan keadaan,
Padahal sesungguhnya keadaan itu baik
dan buruk sesuai bagaimana kita menanggapinya. Semua keadaan dapat kita warnai
dengan sebuah rasa senang dengan mengirimkan implus senang…senang…di perjalanan
tersebut.
Kawan-kawanku
kemenangan bukan semata-mata betapa keras otot dan betapa tajam otak
kawan-kawan, namun juga betapa lembut hati kawan-kawan dalam menjalani segala
sesuatunya.
Sebuah
penelitian di Amerika mencoba mencari penyebab kemenangan dan kekalahan atlit
gulat yang memiliki kemampuan fisik setara dan dilatih dengan pelatih standart
yang hampir sama. Hasilnya cukup mencengangkan ternyata bukan suatu perbedaan
fisik yang berperan paling krusial dalam permainan yang mengakibatkan
kemenangan maupun kekalahan sang atlit dalam sebuah kompetisi.
Para
peneliti menemukan bahwa para pemenang lebih memiliki kesadaran dan lebih
memiliki control diri daripada mereka yang mengalami kekalahan.
Kontrol diri adalah salah satu kunci
sugesti diri yang mampu menghantarkan kecerdasan emosi diri pada ketenangan dan
kearifan diri dalam menghadapi masalah.
Sikap mahasiswa sejati penuh gairah
kehidupan dalam meraih bintang kesuksesan adalah ;
1.Tekad Baja
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang
menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang
mengotorinya.”(asy-Syams : 9-10)
Karakter mahasiswa sejati yang penuh
gairah sukses yang paling menonjol adalah niat dan tekad yang sangat kuat untuk
berhasil. Kawan-kawan dapat menerjemahkan niat dan tekad ini sebagai keinginan
mulia. Apapun namanya, niat besar ini telah memberinya semacam tenaga
batin(inner power) yang luar biasa untuk melepaskan diri dari belenggu-belenggu
kegagalan dan keterbatasan, serta meraih sukses dalam berkampus.
2.Tekun dan Tabah
“Hai orang-orang yang beriman,
bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga…”(Ali
imran : 200)
Ketekunan dan ketabahan adalah
kemampuan menyelesaikan suatu pekerjaan sampai tuntas, selesai dan berhasil,
apa pun halanganya. Tiada yang dapat menunda tugas kawan-kawan kecuali
kemalasan kawan-kawan dan lemahnya sinar gairah sukses akademis dan pribadi.
Untuk meningkatkan energi itu kawan-kawan dapat mendekatkan diri kepada Allah
dan pasanglah impian kawan-kawan.
3.Berpikir Positif
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal.(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau Dallam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi…”(Ali-Imran : 190-191)
Mental positif adalah sikap dasar dalam
mendekati segala sesuatu dengan positif. Sikap positif berakar pada sejumlah
keyakinan yang juga positif seperti: bekerja itu sehat; kejujuran adalah modal
dasar; tanpa komitmen tiada sukses; apapun yang terjadi selalu ada manfaatnya;
kerjasama adalah kunci sukses; hari esok tak sama dengan hari kemarin; selalu
ada cara yang lebik baik dari cara sekarang; melayani berarti memimpin.
4.Menjunjung Tinggi Kejujuran
“Dan pada hari Kiamat kamu akan melihat
orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah
dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan
diri.”(az-Zumar : 60 )
Kejujuran adalah landasan kepercayaan;
kepercayaan adalah basis hubungan baik; dan hubungan baik adalah medium
hubungan yang langgeng.” Jadi,jika kawan-kawan ingin berhubungan dengan
langgeng, jujurlah kepada siapapun. Mereka akan respek dan percaya.
5.Bersikap Konsisten
“Peganglah teguh-teguh apa yang Kami
berikan kepadamu dan ingatlah selalu apa yang ada di dalamnya, agar kamu
bertakwaan”.
(Al-Baqarah : 63)
“Hai Yahya, ambillah Al-Kitab( Taurar)
itu dengan sungguh-sungguh”.(Maryam : 12)
“Kebanyakkan kita tidak sungguh-sungguh
menerapkannya. Hanya mereka yang excellent—Mentel Juara—yang menerapkkannya
secara sungguh-sungguh, tuntas, dan konsisten.
0 comments:
Post a Comment