Saturday, April 4, 2015

Kontrol diri adalah salah satu kunci sugesti diri

Standard
Hari ke-12
Seorang anak yang suka-suka mencari kesalahan dengan cekatan, ia akan mampu menunjukkan kesalahan teman-teman dan orangtuanya. Bahkan jika sesuatu terjadi pada dirinya, maka ia menyalahkan teman dan orangtuanya.’ Aku jatuh karena Ayah meletakkan ember di sembarang tempat,” kata anak tersebut. Kepada ayahnya saat ia terjatuh di kamar mandi.

“Kamu mengalami musibah ini karena kamu tidak berhati-hati. Oleh karena itu, kalau berjalan harus hati-hati,” kata anak tersebut kepada seorang anak lain yang terkilir kakinya.

Pada suatu hari, anak itu berjalan-jalan di pinggir hutan. Matanya tertuju pada sekelompok lebah yang mengerumuni sarangnya.”Wah, madu lebah itu pasti sangat manis. Aku akan mengambilnya. Aku akan mengusir lebah-lebah itu !” Ia pun mengambil sebuah galah dan menyodok sarang lebah itu dengan keras. 

Ribuan lebah merasa terusik dan menyerang anak itu. Melihat binatang kecil yang begitu banyak, anak itu lari terbirit-birit. Lebah-lebah itu tidak membiarkan musuhnya begitu saja. Satu…dua…tiga…, lebah-lebah menghajar dengan sengatan.”Aduh…tolong…!!”Byur !! Anak itu menceburkan dirinya ke sungai. Tak lama kemudian, lebah-lebah itu pergi meninggalkan anak itu yang kesakitan.

“Mengapa Ayah tidak menolongku? Jika Ayah saying padaku, pasti sudah berusaha menyelamatkanku. Semua ini salah Ayah!” Ayahnya diam sejenak, lalu mengambil selembar kertas putih. ”Anakku, apa yang kamu lihat dari kertas ini? Itu hanya kertas, tidak ada gambarnya,” Jawab anak itu. Kemudian, ayahnya menorah di kertas putih dengan sebuh titik berwarna hitam. “Apa yang kamu lihat dari kertas putih ini? Ada gambar titik hitam dikertas putih itu! Anakku, mengapa kamu hanya melihat satu titik hitam pada kertas putih ini? Padahal sebagian besar kertas ini berwarna putih. Betapa mudahnya kamu melihat kesalahan Ayah! Padahal masih banyak hal baik yang telah Ayah lakukan padamu.”

Ayahnya berjalan pergi meninggalkan anaknya yang duduk termenung.
Mari kita belajar mengoreksi diri sendri sebelum kita menyalahkan orang lain. Jangan hanya melihat sisi buruk suatu masalah, tetapi kita perlu juga melihat sisi baiknya.

Kawan-kawan yang super, Saya hantarkan kawan-kawan pada sebuah inspirasi berpikir yang rasional, penuh hikmad, dan edukatif. Bahwa disetiap perjalanan berkampus kita terkadang menyedihkan, menyakitkan serta membuat kawan-kawan neneteskan air mata kegalauan etapi terkadang kita sering menyalahkan dosen, teman-teman serta orang tua. “kenapa ibu menguliahkan aku disini?”,”Apa yang dilakukan Bapak itu kepada ku?”,”Mereka tidak mengajak ku untuk berdiskusi?”, semua itu terlontar dari mulut kita atas sebuah peristiwa dan meyalahkan keadaan, 

Padahal sesungguhnya keadaan itu baik dan buruk sesuai bagaimana kita menanggapinya. Semua keadaan dapat kita warnai dengan sebuah rasa senang dengan mengirimkan implus senang…senang…di perjalanan tersebut.
               
Kawan-kawanku kemenangan bukan semata-mata betapa keras otot dan betapa tajam otak kawan-kawan, namun juga betapa lembut hati kawan-kawan dalam menjalani segala sesuatunya.
               
Sebuah penelitian di Amerika mencoba mencari penyebab kemenangan dan kekalahan atlit gulat yang memiliki kemampuan fisik setara dan dilatih dengan pelatih standart yang hampir sama. Hasilnya cukup mencengangkan ternyata bukan suatu perbedaan fisik yang berperan paling krusial dalam permainan yang mengakibatkan kemenangan maupun kekalahan sang atlit dalam sebuah kompetisi.

Para peneliti menemukan bahwa para pemenang lebih memiliki kesadaran dan lebih memiliki control diri daripada mereka yang mengalami kekalahan.

Kontrol diri adalah salah satu kunci sugesti diri yang mampu menghantarkan kecerdasan emosi diri pada ketenangan dan kearifan diri dalam menghadapi masalah.

Sikap mahasiswa sejati penuh gairah kehidupan dalam meraih bintang kesuksesan adalah ;

1.Tekad Baja

“Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”(asy-Syams : 9-10)

Karakter mahasiswa sejati yang penuh gairah sukses yang paling menonjol adalah niat dan tekad yang sangat kuat untuk berhasil. Kawan-kawan dapat menerjemahkan niat dan tekad ini sebagai keinginan mulia. Apapun namanya, niat besar ini telah memberinya semacam tenaga batin(inner power) yang luar biasa untuk melepaskan diri dari belenggu-belenggu kegagalan dan keterbatasan, serta meraih sukses dalam berkampus.

2.Tekun dan Tabah

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga…”(Ali imran : 200)

Ketekunan dan ketabahan adalah kemampuan menyelesaikan suatu pekerjaan sampai tuntas, selesai dan berhasil, apa pun halanganya. Tiada yang dapat menunda tugas kawan-kawan kecuali kemalasan kawan-kawan dan lemahnya sinar gairah sukses akademis dan pribadi. Untuk meningkatkan energi itu kawan-kawan dapat mendekatkan diri kepada Allah dan pasanglah impian kawan-kawan.

3.Berpikir Positif

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau Dallam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi…”(Ali-Imran : 190-191)

Mental positif adalah sikap dasar dalam mendekati segala sesuatu dengan positif. Sikap positif berakar pada sejumlah keyakinan yang juga positif seperti: bekerja itu sehat; kejujuran adalah modal dasar; tanpa komitmen tiada sukses; apapun yang terjadi selalu ada manfaatnya; kerjasama adalah kunci sukses; hari esok tak sama dengan hari kemarin; selalu ada cara yang lebik baik dari cara sekarang; melayani berarti memimpin.

4.Menjunjung Tinggi Kejujuran

“Dan pada hari Kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.”(az-Zumar : 60 )

Kejujuran adalah landasan kepercayaan; kepercayaan adalah basis hubungan baik; dan hubungan baik adalah medium hubungan yang langgeng.” Jadi,jika kawan-kawan ingin berhubungan dengan langgeng, jujurlah kepada siapapun. Mereka akan respek dan percaya.

5.Bersikap Konsisten

“Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan ingatlah selalu apa yang ada di dalamnya, agar kamu bertakwaan”.
(Al-Baqarah : 63)

“Hai Yahya, ambillah Al-Kitab( Taurar) itu dengan sungguh-sungguh”.(Maryam : 12)


“Kebanyakkan kita tidak sungguh-sungguh menerapkannya. Hanya mereka yang excellent—Mentel Juara—yang menerapkkannya secara sungguh-sungguh, tuntas, dan konsisten.

0 comments:

Post a Comment