MENENTUKAN SKALA PADA TERMOMETER
I. Tujuan Percobaan : Menentukan Skala Pada Termometer
II. Alat/bahan :
No.
Katalog
|
Nama
Alat/Bahan
|
Jml
|
No.
Katalog
|
Nama
Alat/Bahan
|
Jml
|
FME
51.01
|
Dasar
Statif
|
2
|
FME
51.03
|
Batang
statif pendek
|
1
|
KLA
45/100
|
Labu
Erlenmeyer
|
1
|
KTE
14
|
Termometer
tak berskala
|
1
|
FME
51.04
|
Batang
statif panjang
|
2
|
KGE
11/250
|
Gelas
kimia 250 ml
|
1
|
KST
34
|
Klem
Universal
|
2
|
-
|
Kertas
milimeter
|
1
|
KBS
26
|
Pembakar
spritus
|
1
|
-
|
Air
|
-
|
KST
36
|
Boss-head
|
2
|
-
|
es
|
-
|
III. Teori
Pada skala Celsius, titik beku dipilih 0oC
dan titik didih 100 oC. Pada skala Fahrenheit, titik beku
didefenisikan 32 oC dan titik didih 212 0F. Termometer
praktis dikalibrasikan dengan menemptkannya di lingkungan yang telah diatur
dengan teliti untuk masing-masing dari kedua tempratur tersebut dan menandai
posisi air raksa atau petunjuk skala. Untuk skala Celsius, jarak antara kedua
tanda tersebut kemudian dibagi menjadi seratus selang yang sama yang dipisahkan
oleh tanda kecil yang menyatakan setiap derajat antara 0oC dan 100oC.
Untuk skala Fahrenheit, kedua titik diberi angka 32 0oF dan 212oF dan jarak antaranya
dibagi menjadi 180 selang yang sama.
Setiap tempratur
pada skala Celsius berhubungan dengan suatu tempratur tertentu pada skala
Fahrenheit, lihat gambar 4.1 adalah mudah untuk mengkonversikannya jika anda
ingat bahwa 0oC sama dengan 32oC dan jangkawan 100o
Pada skala Celsius
ama dengan jangkauan 180oC pada skala Fahrenheit 100/180 =
derajat Celsius, yaitu 1 oF
= 0C.
Konversi antara
kedua skala tempratur ini dapat ditulis:
T(oC) = {T(oF) – 32 }
atau T(oF)
= T {(oC) + 32 }
Contoh
Tempratur tubuh normal adalah 98,6 oF.
Berapa nilai ini pada skala
Celsius?
Penyelesaian
Pertama kita melihat bahwa 98,6 oF
adalah 98,6 – 32,0 = 66,6 oF di atas titik beku air. Karena setiap oF
sama dengan oC, nilai ini sama dengan 66,6 x = 37,0 derajat Celsius
di atas titik beku. Karena titik beku adalah
0C, tempratur adalah
37,0
0C.
IV.
Persiapan Percobaan
- Rakit statif seperti gambar 1
- Pasang boss head dan klem universal pada tiang statif dengan ketinggian 5 cm dari ujung atas
- tempelkan kertas millimeter pada thermometer tak berskala dengan menggunakan selotip, kemudian gantungkan thermometer tersebut pada statif.
- Masukkan pecahan es batu pada gelas
kimia ±
50 ml
- Tempatkan labu Erlenmeyer pada statif dan isi air ± 50 ml
- Tempatkan pembakar spritus di bawah
labu Erlenmeyer.
V.
Langkah-langkah Percobaan
1.
Masukkan thermometer tak
berskala pada es yang sedang mencair sampai suhu thermometer tetap.
2.
Berilah
tanda pada kertas millimeter tepat di permukaan raksa (sebagai titik awal)
3.
Pindahkan thermometer ke dalam
labu Erlenmeyer yang sudah berisi air
4.
Nyalakan pembekaran spirtus dan
letakkan di bawah labu Erlenmeyer lalu amati sampai air mendidih
5.
setelah air mendidih selama 2
menit berilah tanda pada kertas millimeter tepat dipermukaan air raksa (titik
atas).
6.
matikan pembakar spirtus dan
ambil kertas pada thermometer.
7.
Bagilah jarak antara titik
bawah dan titik atas menjadi 10 bagian, tiap bagian diberi angka 10, 20, 30 dan
seterusnya, selanjutnya untuk masing-masing bagian dibagi menjadi 10
bagian .
8.
Berilah angka nol pada titik
tetap bawah dan angka 100 pada titik tetap atas (Pembagian skala thermometer
seperti ini adalah pembagian skala Celsius).
9.
Gunakan thermometer tersebut
untuk mengukur suhu air.
VI.
Hasil pengamatan
Suhu air
adalah …………………..
VII. Kesimpulan
Isilah
titik-titik di bawah ini:
1. Titik acuan bawah
thermometer Celsius adalah …………………………
dan titik acuan atas thermometer Celsius adalah ……………………………………..
2. skala pada thermometer
Celsius terdiri ………………………………. bagian dan setiap bagian disebut ……………………….
oC
VIII. Kemungkinan Penerapan dalam Kehidupan
Sehari-hari
01. …………………………………………………………..
02. …………………………………………………………..
MENENTUKAN SUHU CAMPURAN
I. Tujuan Percobaan : Menentukan suhu campuran
II. Alat/bahan :
No.
Katalog
|
Nama Alat/Bahan
|
Jumlah
|
No.
Katalog
|
Nama Alat/Bahan
|
Jumlah
|
FME 51.01
|
Dasar Statif
|
2
|
KST
36
|
Boss-head
|
1
|
FME 51.04
|
Batang Statif Panjang
|
1
|
KBS
26
|
Pembakar Spritus
|
1
|
FME 51.03
|
Batang Statif Pendek
|
1
|
KST
34
|
Klem Universal
|
1
|
KLA 45/100
|
Labu Erlenmeyer
|
1
|
KTE
25/110
|
Termometer -10 0C s/d110
0C
|
1
|
KSL 35/100
|
Silinder Ukur 100 ml
|
1
|
KSM
36/018
|
Sumbat
Karet 1 lubang
|
1
|
KGE 11/250
|
Gelas Kimia 250 ml
|
1
|
-
|
air
|
-
|
III. Teori
Jika suatu zat menyerap panas maka
tempratur zat tersebut akan naik sampai tempratur tertentu, pada saat inilah
peristiwa perubahan wujud tersebut
terjadi. Misalnya salah satu mencairnya es yang berubah dari padat menjadi air.
Gambar di bawah ini menunjukkan proses perubahan wujud suatu zat cair, padat,
dan gas.
Walaupun suatu zat terus menerus menyerap
panas, suhu zat tersebut tidak serta merta mengalami kenaikan secara terus menerus. Pada temperatur tertentu suhu zat tersebut
akan berhenti pada sutu titik, dan pada saat itu zat tidak mengalami kenaikan
suhu, namun yang terjadi, suhu zat
tersebut akan mengalami kenaikan kembali.
Dalam IPA ada beberapa istilah dalam
pristiwa perubahan wujud suatu zat yang diberi nama masing-masing sebagai berikut:
1.
Temperatur untuk pencairan benda padat
disebut dengan titik cair.
2.
Temperatur pada saat zat cair menguap disebut dengan titik uap.
3.
Temperatur pada saat uap mengembun disebut titik embun.
4. Panas yang diperlukan
untuk mengubah wujud suatu zat disebut dengan panas yang tersembunyi atau panas laten.
Ketika
udara yang berisi sejumlah uap air didinginkan,akan dicapai suatu temperature
dimana tekanan parsial air sama dengan tekanan uap jenuhnya. Keadaan ini
disebut sebagai titik embun. Pengukuran
titik embun merupakan cara yang paling akurat untuk menentukan kelembaban
relative dari udara. Suatu metode yaitu dengan menggunakan permukaan logam yang
mengkilap yang kontak dengan udara, dan secara perlahan didinginkan.
Temperature dimana cairan mulai timbul di permukaan logam merupakan titik
embun, dan tekanan persial air adalah tekanan uap jenuhnya, yang dapat dilihat
pada tabel 4.1.
Pada
IV. Persiapan percobaan
1. Rakitlah peralatan
seperti Gambar 4.1
2. Pasang Boss-head dan klem
universal pada batang statif dengan kedudukan ± 20 cm
dari atas
3.
Isi silinder ukur dengan air 100 ml
4.
Pasang labu Erlenmeyer pada klem universal dan isi dengan air 100 ml
V.
Langkah-langkah Percobaan
1.
Ukur suhu air dalam gelas kimia dengan termometer an catat suhunya (t1)
pada Tabel 4.1.
2.
Nyalakan api untuk memanaskan air
di dalam Erlenmeyer sampai suhunya t2 (±75 oC).
Setelah itu matikan api tersebut.
3. Tuangkan air panas ke dalam
gelas kimia {± 3 menit
dan ukur suhunya (ta)}
4. Ulangi percobaan ini dengan
jumlah air yang berbeda-beda (sesuai Tabel)
VI. Hasil Pengamatan
(Isilah
titik-titik di bawah)
Tabel
4.1
m1
(gr)
|
m2
(gr)
|
t1
(oC)
|
t2
(oC)
|
ta
(oC)
|
Q1 = m1c(t1 - ta)
Joule
|
Q2 = m2c(t2 - ta)
Joule
|
…….
|
…….
|
…….
|
…….
|
…….
|
…….
|
…….
|
…….
|
…….
|
…….
|
…….
|
…….
|
…….
|
…….
|
…….
|
…….
|
…….
|
…….
|
…….
|
…….
|
…….
|
…….
|
…….
|
…….
|
…….
|
…….
|
…….
|
…….
|
01. Jika Q1 =
kalor yang dilepaskan, Q2 = kalor yang diterima dan c = kalor jenis air
(c = 4200 Joule/kg K}. Bagaimana
kecendrungan hubungan antara Q1 dan Q2 ?
02. benarkah perubahan
wujud es menjadi air dikarenakan adanya pemanasan? Berikan jawaban singkat dan
jelas.
03.
Mengapa bongkahan es dan air suhunya tetap 0oC walau terjadi
pemanasan terus menerus?
04. Kapan suhu air dapat berubah mencapai suhu
100 oC
05. Tentukan kalor yang memberi dan kalor yang
menerima pada peristiwa tersebut.
06. Tentukan perbandingan kalor yang diterima
dengan kalor yang diberi ( x 100%)
07. Berlakukah azas Black pada peristiwa ini ?
VII.
Kesimpulan
(isilah Titik di
bawah ini}
Jumlah kalor yang
dilepaskan besarnya cenderung
…………………………. dengan jumlah kalor yang diterima, hal ini sesuai dengan
hukum …………………………….
VIII. Kemungkinana penerapan dalam kehidupan
sehari-hari
01.
……………………………………………………………
02.
……………………………………………………………
03.
……………………………………………………………
0 comments:
Post a Comment