STAD (Student Team Achievement Division) dikembangkan oleh Robert E.
Slavin dan kawan-kawannya di Universitas John Hopkin, yang merupakan pendekatan
pembelajaran kooperatif paling sederhana. Arends (1997: 119)
menyatakan bahwa metode STAD adalah metode yang berdasarkan pada pembelajaran
kooperatif, dimana siswa dibagi menjadi kelompok untuk bekerjasama dalam tim
kelompoknya dalam melaksanakan tugas yang akan diberikan. Dalam metode STAD
dibutuhkan hubungan kerja yang baik dan ketrampilan siswa dalam kelompoknya,
sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Secara umum pembelajaran kooperatif STAD terdiri
dari 5 komponen utama, yaitu a) Presentasi kelas. Materi pelajaran
dipresentasikan oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran. Siswa
mengikuti presentasi guru dengan seksama sebagai persiapan untuk mengikuti tes
berikutnya. b) Kerja kelompok. Kelompok terdiri dari 4-5 orang. Dalam kegiatan
kelompok ini, para siswa bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi,
membandingkan jawaban, atau memperbaiki miskonsepsi. Kelompok diharapkan
bekerja sama dengan sebaik-baiknya dan saling membantu dalam memahami materi
pelajaran, c) Tes. Setelah kegiatan presentasi guru dan kegiatan kelompok,
siswa diberikan tes secara individual. Dalam menjawab tes, siswa tidak
diperkenankan saling membantu, d) Peningkatan skor individu. Setiap anggota
kelompok diharapkan mencapai skor tes yang tinggi karena skor ini akan
memberikan kontribusi terhadap peningkatan skor rata-rata kelompok, e)
Penghargaan kolompok. Kelompok yang mencapai rata-rata skor tertinggi,
diberikan pengghargaan:
Penjelasan secara singkat mengenai
komponen pembelajaran tipe STAD adalah sebagai berikut:
1.
Presentasi Kelas
Materi pokok dalam STAD adalah pengenalan awal dalam
presentasi kelas. Presentasi kelas bisa dilakukan melalui pengajaran secara
langsung atau pengajaran diskusi dengan guru, tetapi bisa juga presentasi
menggunakan audio visual. Presentasi kelas dalam STAD berbeda dengan pengajaran
pada umumnya karena dalam STAD hanya ditekankan pada hal-hal pokok saja.
Kemudian siswa harus mendalaminya melalui pembelajaran dalam kelompok. Dengan
demikian, siswa dituntut untuk bersunguh-sungguh dalam memperhatikan materi
yang diberikan oleh guru dalam presentasi kelas karena hal tersebut juga akan
membantu mereka dalam mengerjakan kuis yang nantinya juga akan mempengaruhi
skor dari tim mereka.
2.
Tim atau Kelompok
Tim atau kelompok terdiri dari 4 atau 5 siswa yang
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda atau heterogen, baik dalam penguasaan
materi, jenis kelamin, maupun suku.
Fungsi utama dari tim adalah memastikan bahwa semua
anggota tim telah menguasai materi yang diberikan dan juga untuk mempersiapkan anggota
tim dalam menghadapi kuis, sehingga semua anggota tim dapat mengerjakan dengan
baik.
Sesudah guru mempresentasikan materi, anggota tim
secara bersamasama mempelajari lembar kerja atau materi lain yang diberikan
guru. Dalam hal ini siswa mendiskusikan masalah atau kesulian yang ada,
membandingkan jawaban dari masing-masing anggota tim, dan membetulkan kesalahan
konsep dari anggota tim.
Tim merupakan hal penting yang harus ditonjolkan dalam
STAD. Dalam setiap langkah, titik beratnya terletak pada ingatan anggota tim
agar bisa bekerja yang terbaik demi timnya dan cara yang terbaik dalam tim
adalah bekerjasama dengan baik.
3.
Kuis
Setelah satu atau dua kali pertemuan guru
mempresentasikan materi di kelas dan setelah satu atau dua kali tim melakukan
latihan dalam kelompoknya, siswa diberi kuis secara individu. Jadi setiap siswa
bertanggung jawab secara individu dalam menguasai materi pelajaran yang
diberikan. Hasil selanjutnya diberi skor. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
pemahaman materi setiap individu.
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan nilai pada setiap
siswa jika mereka mengerjakan dengan baik. Masing-masing siswa diberi skor
”cukup” yangm berasal dari rata-rata siswa pada kuis yang sama. Setelah siswa
mendapatkan nilai, maka siswa berhak mendapatkan urutan tingkatan nilai dari
skor kuis dan berusaha untuk melampaui skor cukup.
Dibalik ide skor perkembangan
individu adalah untuk menyampaikan tujuan
presentasi masing-masing siswa yang dapat dicapai jika siswa bekerja lebih
keras dan lebih baik daripada materi yang telah lampau. Keadaannya mungkin
siswa mengalami peningkatan skor atau bahkan menurun.
Kemudian guru menghitung besarnya
skor perkembangan yaitu dengan membandingkan
skor tes materi yang lalu dengan yang baru. Untuk skor tes dengan skala 100
berlaku ketentuan sebagai berikut:
Tabel `1. Tabel Skor Perkembangan Individu
Skor Individu Skor
|
Perkembangan Individu
|
Turun lebih dari 10
|
5
|
Turun sampai dengan 10
|
10
|
Tetap atau naik sampai dengan 10
|
20
|
Naik lebih dari 10
|
30
|
Tetap di puncak atau maksimal
|
30
|
5.
Pengakuan / Penghargaan Tim
Tim akan mendapatkan penghargaan atau hadiah jika
dapat melampaui kriteria yang telah ditentukan. Skor tim siswa akan digunakan
untuk menentukan tingkatan pemahaman siswa. Penghargaan yang akan diperoleh tim
tersebut berdasarkan skor rata-rata tim dengan ketentuan sebagai berikut:
Tabel 2.
Tabel Penghargaan Tim
Rata-rata Skor
|
Kelompok Penghargaan
|
15
|
Good Team (Tim Baik)
|
20
|
Great Team (Tim
Hebat)
|
25
|
Super Team (Tim
Istimewa)
|
Dalam pelaksaanya, metode
pembelajaran kooperatif STAD mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Tahap Penyajian Materi Pelajaran
Pada tahap ini, bahan atau materi
pelajaran kimia diperkenalkan melalui pengajaran secara langsung. Dalam
penyajian ini, maka perlu ditekankan pada:
1)
Pendahuluan
Dalam pendahuluan guru
menekankan pada apa yang akan dipelajari peserta didik (siswa) dan mengapa itu
penting. Hal ini dilaksanakan untu memotivasi siswa dalam mempelajari konsep
yang telah diajarkan.
2) Pengembangan
a.
Menentukan tujuan-tujuan yang akan dicapai
c.
Memberikan penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut benar atau salah.
d. Beralih
pada konsep yang lain jika siswa menguasai pakok masalahnya.
3) Praktek Terkendali
a.
Menyuruh siswa mengerjakan soal atau pertanyaan yang diberikan.
b. Memanggil
peserta didik secara random untuk menyelesaikan soal.
c.
Pemberian tugas kelas.
b.
Kegiatan Kelompok
Selama kegiatan kelompok masing-masing siswa bertugas
mempelajari materi yang telah disajikan oleh guru dan membantu teman sekelompok
untuk menguasai materi pelajaran tersebut. Guru memberikan lembar kegiatan dan
kemudian siswa mengerjakannya secara mandiri dan selanjutnya saling mencocokkan
jawabannya dengan teman sekelompoknya. Apabila diantara teman sekelompok
tersebut ada yang kurang memahami, maka anggota kelompok yang lain membantunya.
Guru menekankan bahwa lembar kegiatan untuk dipelajari
bukan untuk diisi atau diserahkan pada guru. Apabila peserta didik mempunyai
suatu permasalahan, sebaiknya ditanyakan terlebih dahulu pada anggota
kelompoknya kemudian kalau tidak mampu baru ditanyakan pada gurunya.
c.
Kuis (individu)
Kuis dilaksanakan secara individu. Siswa tidak
diijinkan meminta atau memberi bantuan kepada siswa lain dalam mengerjakan
kuis. Hal ini untuk mengetahui pemahaman materi setiap individu dan selanjutnya
akan diadakan perbaikan skor dimana pemberian skor didasarkan skor pretest dan posttest. (Slavin, 1995: 71-84)
Sumber :
Slavin,
Robert E. 1995. Cooperative Learning
Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusamedia
0 comments:
Post a Comment