1.1 Pengertian
Model Pembelajaran Inqury Tranning
Sains
sebagai proses yang berawal dari observasi terhadap fenomena alam dengan cara
kerja sebagaimamna yang dilakukan saintis. Melalui proses IPA dsapat
dikembangkan keterampilan mengobservasi, menjelaskan, berpikir, memecahkan
masalah dan membuat keputusan. Proses pembelajaran berjalan secara optimal
perlu adanya rencana pembuatan pembuatan strategi pembelajaran juga mencapai
komponen yang ada dalam pembelajaran. (Subianto, 1990: 17) menyatakan komponen
pembejaran mecakup tiga hal yaitu: tujuan, model, evaluasi.
Inkuiri dalam bahasa inggris Inquiry berarti pernyataan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri
sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari dan memahami
informasi (Trianto, 2007: 13). Dengan kata lain model pembelajaran latihan
inkuiri adalah model pembelajaran dari fakta menuju teori atau From Fact To Theoris (Joyce, 1996: 192).
Dalam buku Model Of Teaching (Joyce,
2007: 1346) mengatakan bahwa:
“Inquiry
training is designed to bring student directly in to the scientific proses
trough exsercises that compress the scientific proses in to small periods
of time “
“Jadi inkuiri training model adalah
model yang membawa siswa secara langsung kedalam proses ilmiah dalam waktu yang
relatif singkat” (Trianto, 2007: 136).
Model latihan inkuiri bertujuan untuk melibatkan kemampuan
siswa dalam meneliti, menjelaskan fenomena, dan memecahkan masalah secara
ilmiah (Hamzah, 2007: 17)
14.2
Sintaks dari Model Pembelajaran Inquiry
Trainning
Langkah-langkah
Model Latihan Inkuiri
1.
Menajukan pertanyaan atau masalah
Memberikan
pertanyaan atau suatu masalah kepada siswa, kemudian siswa diminta untuk
merumuskan hipotesis.
2.
Merumuskan hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat
diuji dengan data. Untuk memudahkan proses ini, guru meminta lepada siswa untuk
mengajukan gagasan mengenai hipotesis yang mungkin. Dari semua gagasan yang ada
dipilih salah satu hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan.
3.
Mengumpul data
Hiposis
digunakan untuk proses mengumpul data. Data yang dihasilkan dapat berupa tabel,
matrik, atau grafik.
4.
Analisis data
Siswa
bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis
data yang telah diperoleh. Faktor penting dalam menguji hipotesis adalah
pemikiran benar atau salah setelah memperoleh dari data percobaan, siswa dapat
menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah atau
ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang telah
dilakukannya.
5.
Membuat kesimpulan
Langkah
penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan sementara berdasarkan
data yang diperoleh siswa.
Sintaks
Pembelajaran Inkuiri
Inquiry training model has five
phase see table 2.1 (Joyce, 1996:
197). Dalam
buku Trianto sintaks model latihan inkuiri terdapat lima tahapan pembelajaran.
Pada penelitian ini tahapan yang digunakan mengdaptasi dari tahapan
pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak pada tabel 2. 2
(Trianto, 2007: 141-142).
Tabel 2.2 Sintaks Model latihan Inkuiri
Fase
|
Perilaku
Guru
|
1). Menyajikan pertanyaan atau masalah
|
Guru
membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah ditulis di papan tulis,
guru membagi siswa kedalam kelompok.
|
2). Membuat hipotesis
|
Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk curah pendapat dalam membuat hipotesis. Guru
membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan
dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan.
|
3). Merancang
percobaan
|
Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan
hipotesis yang akan dilakukan.Guru membimbing siswa mengurutkan
langkah-langkah percobaan.
|
4).Mengumpulkan dan menganalisis
data
|
Guru memberi
kesempatan pada setiap kelompok untuk menyampaikan haisl pengolahan data yang
trkumpul.
|
5). Membuat
kesimpulan
|
Guru membimbing
siswa dalam membuat kesimpulan.
|
13.3 Kelebihan dari Model
Pembelajaran Inquiry Trainning
dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berpikir, dan siswa
jadi terampil dalam memproleh dan menganalisis informasi (Trianto, 2007: 136).
13.4 Kekurangan dari model Pembelajaran
Inquiry Trainning
1
Tidak dapat di
terapkan pada kelas yang siswanya terlalu banyak
2
Kita harus lebih
memperhatikan kemampuan awal siswa yang berbeda – beda agar sehingga motivasi
yang ada pada kelebihan model ini dapat berjalan denga lancar tidak sebaliknya
13.5 Cakupan Materi yang pas dengan
Model Pembelajaran Inquiry Trainning
No.
|
Model Pembelajaran
|
Kelas
|
Materi yang cocok
|
Alat Peraga
|
1.
|
Inquiry Trainning
|
VII
|
· Suhu dan
Pengukurannya
· Pengukuran
· Kalor
|
·
Suhu dan Pengukurannya
:
-
Termometer
-
3 buah ember
-
Air panas
-
Es
·
Pengukuran :
-
Mistar
-
Jangka Sorong
-
Neraca
-
Mikrometer
Skrub
-
Beban
-
Kaleng
·
Kalor :
-
Tampilan
Macromedia Flash
-
Lilin
-
Air
-
Balon
-
Es
|
2.
|
VIII
|
· Usaha dan
Energi
· Cahaya
· Alat – alat
Optik
|
·
Usaha dan Energi :
- Katrol
- Macromedia
Flash
- Meja
- Bola
Lampu
- Kabel
Listrik
·
Cahaya :
- Kit
Optik
- Macromedia
Flash
- Jarum
Pentul
- Laser
·
Alat – alat Optik :
- Kit
Optik
- Macromedian
- Flash
|
|
3.
|
IX
|
· Listrik Statis
· Kemagnetan
|
·
Listrik Statis :
- Multimeter
- Resistor
- Lampu
- Kabel
·
Kemagnetan :
- Magnet
batang
- Kompas
- Mistar
panjang
- busur
|
0 comments:
Post a Comment