BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pengalaman penulis selama menjadi
guru di SMK N 1 Meranti kurang lebih 4 (tahun) terdapat beberapa masalah yang
muncul dalam pembelajaran Fisika. Masalah-masalah tersebut antara lain: siswa
kurang aktif dalam mengikuti pelajaran, banyak siswa yang memperoleh hasil
belajar fisika di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM), kurangnya
konsentrasi siswa dalam pembelajaran, siswa merasa bosan dengan pelajaran
fisika, kuranganya semangat dan keinginan siswa untuk belajar.
Siswa
kurang aktif dalam mengikuti pelajaran fisika hal ini disebabkan karena selama
berlangsungnya proses pembelajaran, guru hanya menggunakan satu metode yaitu
menghidupkan infokus, power point, siswa mencatat, guru menerangkan, setelah
itu hitung menghitung berdasarkan rumus selanjutnya waktu pembelajaran habis,
hari berikutnya begitu juga yang dilakukan guru hingga 4 (empat) tahun
terakhir, sehingga dalam hal ini siswa sangat tidak berperan aktif dalam mengikuti
pelajaran dikelas karena yang dituntut disini adalah mencatat bukan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menuangkan ide kreaktif, gagasan kreaktif untuk
membuka wawasan siswa. Selain itu hal ini terjadi disebabkan tidak adanya penyediaan
buku paket atau LKS siswa dari pihak sekolah. Sehingga guru harus memberikan
catatan terlebih dahulu kemudian baru dijelaskan.
Banyak
siswa yang memperoleh hasil belajar dibawah kriteria ketuntasan minimal hal ini
dapat dilihat dari hasil ulangan harian untuk KD 1 kelas XI TKJ1
hanya 26,08% atau sekitar 6 orang dinyatakan nilai ulangan hariannya tuntas
dari jumlah siswa 23 orang, artinya masih ada 73,92 % atau 17 siswa yang belum
tuntas hasil belajarnya untuk ulangan harian KD 1. Hal ini sudah cukup
membuktikan bahwa masih rendahnya nilai hasil belajar siswa untuk pelajaran
fisika, padahal guru sudah menerangkan dan menjelaskan pelajaran berdasarkan
kompetensi yang akan dicapai ketika pembelajaran sedang berlangsung. Hal ini
disebabkan karena kurangnya sarana prasarana yang mendukung. Salah satu contoh
adalah siswa tidak memiliki buku dan LKS yang disediakan oleh pihak sekolah
sehingga siswa jarang sekali yang mau belajar dirumah dan mengerjakan tugas
dirumah.
Kurangnya
kosentrasi siswa dalam belajar fisika hal ini terjadi karena dari awalnya siswa
memang sudah tidak menyukai pelajaran fisika yang penuh dengan rumus sehingga
untuk kosentrasi sering mereka abaikan karena mereka menganggap belajar fisika
hanya berhitung yang tidak ada gunanya. Hal ini saya peroleh dari hasil tanya jawab
kepada siswa yang bersangkutan sekitar 18 siswa dari 23 siswa yang jawabannya
hampir sama. Selain itu kebisingan lingkungan kelas lain juga sering menggangu
kosentrasi belajar siswa ketika saya memasuki kelas XI TKJ1 hal ini
disebabkan karena gurunya tidak hadir atau terlambat masuk.
Kebanyakan
siswa merasa bosan dengan belajar fisika, hal ini disebabkan karena
pembelajaran selama ini yang digunakan kebanyakan guru adalah model
pembelajaran teacher centris yaitu guru sebagai pusatnya. Sehingga proses pembelajaran
cendrung membuat siswa pasif. Selain itu kurangnya metode mengajar yang
variatif juga mempengaruhi kebosanan
siswa dalam belajar fisika.
Kurangnya
semangat dan keinginan siswa untuk belajar sangat terlihat sekali. hal ini
dapat dibuktikan bahwa ketika proses pembelajaran berlangsung banyak siswa yang
mengantuk, kusut dan cemberut. Hal ini terjadi karena mereka beralasan bahwa
fisika itu hanya mencatat, diskusi, berhitung kemudian selesai. Selain itu metode yang digunakan
tidak bervariatif hanya diskusi biasa, didalam diskusi tidak ada persaingan
antar kelompok atau individu, untuk dicari kelompok yang berprestasi kemudian
diberi penghargaan, selain itu berdasarkan studi awal tanya jawab dengan siswa
yang saya lakukan kebanyakan mereka menjawab dan memberikan masukan bahwa dalam
belajar fisika maunya ada suatu permainan atau game yang mendukung proses
pembelajaran fisika.
Oleh
karena itu untuk mengatasi beberapa masalah yang terjadi dalam proses
pembelajaran fisika sangat perlu dilakukan suatu penelitian sederhana yaitu penelitian
tindakan kelas untuk mencari solusi pemecahan masalahnya dengan menerapkan
salah satu strategi pembelajaran yang mendukung pemecahan masalah tersebut. PTK
adalah suatu penelitian yang berfokus kepada guru dimana siswa sebagai dampak
pengiring dan guru sebagai dampak langsung. Dalam hal ini saya mencoba
melakukan penelitian dengan judul “pembelajaran
diskusi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT(Team Games
Tournament) antar kelompok untuk meningkatkan semangat dan keaktifan siswa di
kelas XI TKJ1 SMK N 1 Meranti T.P 2013/2014 ”.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah melalui pembelajaraan kooperatif tipe TGT dapat meningkatakan
semangat dan keaktifan siswa dalam diskusi selama proses pembelajaran
berlangsung?
2.
Bagaimana semangat dan keaktifan siswa dalam diskusi dengan menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe TGT?
C. Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan meningkatkan semangat
dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran fisika dalam diskusi melalui
pembelajaran kooperatif tipe TGT.
D. Manfaat penelitian
a. Bagi
guru
1. Sebagai
wahana dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
2. Sebagai
sarana untuk mendapat informasi tentang kemampuan siswa
3. Sebagai
bahan pertimbangan dalam mengajar
4. Mempermudah guru dalam mencapai
tujuan pembelajaran
5. Memberikan pengalaman baru dalam
hal kegiatan belajar mengajar
b. Bagi
siswa
1. Untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang aktif dan menyenangkan
2. Membantu dalam menguasai materi
pelajaran
3. Menghilangkan kebosanan siswa
dengan metode pembelajaran yang bervariasi
c. Bagi
sekolah
1. Sebagai
sunmbangan untuk menambah refrensi perpustakaan berupa laporan penelitian
tindakan kelas
2. Pengembangan
penelitian lebih lanjut yakni dapat dijadikan sebagai acuan pertimbangan dalam
menambah cakrawala berfikir.
0 comments:
Post a Comment