Proses belajar mengajar merupakan suatu
proses yang mengandung serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan
timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
tertentu. Ia merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan
guru sebagai pemegang peranan utama. Peristiwa belajar mengajar banyak berakar
pada berbagai pandangan dan konsep.
Proses belajar mengajar merupakan suatu
proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan
timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
tertentu. Syarat utama yang harus ada dalam berlangsungnya proses belajar
mengajar adalah adanya interakasi /hubungan timbal balik antara guru dengan
siswa.
Interaksi timbal balik antara
guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar
mengajar.Tugas guru tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik. Maka untuk
melakukan tugas sebagai guru, tidak sembarang orang dapat menjalankannya.”[i] Sehingga di sini guru juga perlu memberikan
penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar. Penanaman sikap
dan nilai tersebut tidak hanya dalam jam-jam pelajaran, lebih dari itu ketika
di luar jam pelajaran pun seorang guru tetap akan menjadi figur percontohan
bagi siswa – siswanya.
Dalam dunia pendidikan, pada suatu
padepokan silat misalnya, ada guru ulung yang diberi gelar “pendekar”; pada
pondok pesantren ada “kyai”; dan pada perguruan tinggi ada pakar yang
dikukuhkan sebagai “guru besar”. Orang tua menasehati bahwa kalau kita ingin
belajar, carilah guru yang betul-betulalim, pandai, kyai yang tersohor. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa kemasyhuran sebuah pesantren melekat pada “nama
besar” kyainya, demikian juga gengsi sebuah lembaga pendidikan formal melekat
pada “nama besar” pengajarnya. “Sehingga tidak berlebihan jika sampai ada pameo
yang mengatakan: guru kencing berdiri, murid kencing berlari.”[ii]
Mengajar merupakan suatu perbuatan yang
memerlukan tanggung jawab moril yang berat. Karena berhasil tidaknya sebuah
pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggungjawaban guru dalam
melaksanakan tugasnya.
Oleh karena itu dalam Islam, guru atau
pendidik mempunyai derajat yang lebih tinggi dari pada orang – orang yang tidak
berilmu dan orang – orang yang bukan sebagai pendidik. Penghormatan dan
penghargaan Islam terhadap orang yang berilmu itu terbukti di dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadalah, ayat
11 yang berbunyi :
... يرفع الله الذين
امنوا منكم والذين أوتواالعلم درجات ... ( المجادلة : 11)
...Allah akan
meninggikan derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat...[iii]
Demikian halnya di dalam Al-Qur’an surat Ali Imron ayat 187 disebutkan tentang
keutamaan tugas mengajar itu sebagai berikut:
وإذا أخذ الله ميثاق الذين أوتوالكتاب لتبيّننّه للناس
ولاتكتمونه ... ( ال عمران : 187)
Dan ingatlah ketika Allah mengambil janji
orang – orang ahli kitab, hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada
manusia dan janganlah kamu menyembunyikannya...[iv]
Sebagai pengajar dan pendidik guru
merupakan salah satu penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah
sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan khususnya dalam kurikulum dan
peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu
bermuara pada faktor guru. Hal ini menunjukkan betapa eksisnya peran guru dalam
dunia pendidikan. Demikian pun dalam upaya pembelajaran siswa, guru dituntut
memiliki multi peran sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang
efektif, yang dideskripsikan melalui kajian pustaka (library research)
yang diperoleh melalui : buku-buku, jurnal ilmiah, majalah, buletin dan
literatur lain dalam bentuk kepustakaan yang dikaji sebagai sumbangan
pengetahuan bagi pelajar, mahasiswa dalam meningkatkan profisionalitas guru.
[i] M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan: Teoritis dan Praktis
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), hal. 139
[ii] A. Malik Fadjar, Visi Pembaruan Pendidikan Islam, Mustofa
Syarif (eds.), (Jakarta: LP3NI, 1998), hal. 212
[iii] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan
Terjemahnya, ( Semarang: Toha Putra., 1989 ), hal. 910
0 comments:
Post a Comment