1.1 Pengertian
Model Pembelajaran Pencapaian Konsep
Model pembelajaran pencapaian konsep dikembangkan oleh Bruner
(Joyce, 2010:32). Bruner, Goodnow, dan Austin (1967) dalam Joyce (2010:125)
menyatakan bahwa pencapaian konsep merupakan proses menvariasi dan mendaftar
sifat-sifat yang dapat digunakan untuk membedakan contoh-contoh yang tepat
dengan contoh yang tidak tepat dari berbagai kategori.
Model pembelajaran pencapaian konsep ini relatif berkaitan
erat dengan model pembelajaran induktif. Baik model pembelajaran pencapaian
konsep dan model pembelajaran induktif, keduanya didesain untuk menganalisis
konsep, mengembangkan konsep, pengajaran konsep dan untuk menolong siswa
menjadi lebih efektif dalam mempelajari konsep-konsep. Model pembelajaran pencapaian
konsep merupakan metode yang efisien untuk mempresentasikan informasi yang
telah terorganisir dari suatu topik yang luas menjadi topik yang lebih mudah
dipahami untuk setiap stadium perkembangan konsep. Model pembelajaran pencapaian
konsep ini dapat memberikan suatu
cara menyampaikan konsep dan mengklarifikasi konsep-konsep serta melatih siswa
menjadi lebih efektif pada pengembangan konsep.
Joyce (2010:128)
menyatakan bahwa pengajaran konsep menyediakan
kemungkinan–kemungkinan untuk menganalisis proses-proses berpikir siswa dan
membantu mereka mengembangkan strategi-strategi yang lebih efektif. Dari
pernyataan Joyce tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran pencapaian
konsep menekankan pada proses mengembangkan keterampilan berpikir siswa.
Lebih jauh Joyce (2010:128)
mengungkapkan dalam pencapaian konsep dikenal
istilah seperti contoh (exemplar) dan
sifat (attribute) dengan penjelasan
sebagai berikut:
1.
Contoh-contoh
Contoh-contoh merupakan bagian kecil dari koleksi data atau
perangkat data.
2.
Sifat-sifat
Sifat-sifat
merupakan fitur-fitur atau karakteristik yang melekat pada contoh-contoh.
Penggunaan
model pembelajaran pencapaian konsep diawali dengan pemberian contoh-contoh
aplikasi konsep yang akan diajarkan, kemudian dengan mengamati contoh-contoh
dan menurunkan definisi dari konsep-konsep tersebut. Hal yang paling utama yang
harus diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan model pembelajaran ini
adalah pemilihan contoh yang tepat untuk konsep yang diajarkan, yaitu contoh
tentang hal-hal yang akrab dengan siswa. Pada prinsipnya, model pembelajaran pencapaian
konsep adalah suatu strategi mengajar yang menggunakan data untuk mengajarkan
konsep kepada siswa, dimana guru mengawali pengajaran dengan cara menyajikan
data atau contoh, kemudian guru meminta kepada siswa untuk mengamati dan
menguji data atau contoh tersebut. Model pembelajaran pencapaian konsep ini dapat membantu siswa pada semua
tingkatan usia dalam memahami tentang konsep dan latihan pengujian hipotesis.
Ada dua hal penting dalam pembelajaran yang menggunakan
model pembelajaran pencapaian konsep yaitu;
(1) menentukan tingkat pencapaian konsep, dan
(2) analisis konsep.
1. Menentukan Tingkat Pencapaian Konsep
Tingkat pencapaian konsep (concept attainment) yang diharapkan dari siswa
sangat tergantung pada kompleksitas dari konsep, dan tingkat perkembangan
kognitif siswa. Ada siswa yang belajar konsep pada tingkat konkret rendah atau
tingkat identitas, ada pula siswa yang mampu mencapai konsep pada tingkat
klasifikatori atau tingkat formal.
2. Analisis Konsep
Analisis konsep merupakan suatu prosedur yang
dikembangkan untuk membantu guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran pencapaian
konsep. Untuk melakukan analisis konsep guru hendaknya memperhatikan beberapa
hal antara lain:
(1) nama konsep,
(2) attribute-attribute kriteria dan attribute-attribute
variabel dari konsep,
(3) definisi konsep,
(4) contoh-contoh dan noncontoh dari konsep, dan
(5) hubungan konsep dengan konsep-konsep lain.
13.2
Sintaks dari Model Pembelajaran Pencapaian Konsep
Model pembelajaran
pencapaian konsep dilakukan melalui fase-fase yang dikemas dalam bentuk
sintaks. Adapun sintaksnya dibagi ke dalam tiga fase, yakni:
Fase I. Presentasi data dan
identifikasi data.
Pada fase
I, guru mempresentasikan data kepada siswa. Setiap unit data contoh dan
non-contoh setiap konsep dipisahkan. Unit-unit dipresentasikan dengan cara
berpasangan. Data dapat berupa peristiwa, masyarakat, objek, cerita, gambar
atau unit lain yang dapat dibedakan. Siswa dapat bertanya untuk membandingkan
dan menjastifikasi atribut tentang perbedaan contoh-contoh. Joyce, dkk (2010:
136) menyatakan bahwa pembelajar (siswa) diberitahu bahwa seluruh contoh
positif memiliki satu gagasan umum, tugas mereka adalah mengembangkan suatu
hipotesis tentang sifat dari konsep tersebut.
Pada bagian akhir fase ini siswa dapat ditanya
tentang hipotesis yang disusunnya dan menyatakan aturan yang telah dibuatnya
atau mendefinisikan konsepnya menurut attribute yang bersesuaian dari
contoh-contoh yang diberikan. Hipotesis ini tidak perlu dikonfirmasikan hingga
fase berikutnya.
Fase II. Menguji pencapaian dari
suatu konsep.
Pada fase
II, siswa menguji penemuan konsep mereka, pertama-tama dengan cara mengidentifikasi secara tepat
contoh-contoh tambahan yang belum diberi nama dan kemudian membangkitkan
contoh-contohnya sendiri (Joyce, dkk, 2010:136). Menguji penemuan konsep dapat
dilakukan juga melalui sebuah eksperimen yang akan menunjukkan secara langsung
prilaku dari contoh-contoh yang diuji, sehingga siswa dapat langsung merumuskan
kebenaran hipotesis yang telah
dirumuskannya diawal.
Selanjutnya
guru (dan siswa) dapat membenarkan atau tidak membenarkan hipotesis mereka,
merevisi pilihan konsep atau sifat-sifat yang mereka tentukan sebagaimana
mestinya. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan konsep yang diperoleh
dari perumusan hipotesis dan pengujiannya melalui eksperimen dengan konsep yang
dikembangkan ilmuan. Atau dengan kata lain, dilakukan perbandingan antara ide
yang dimunculkan siswa dengan ide ilmuan.
Fase III. Analisis Strategi –
Strategi Berpikir.
Pada fase
III, siswa menganalisis strategi-strategi dengan segala hal yang mereka gunakan
untuk mencapai konsep (Joyce, dkk, 2010:137). Setelah membandingkan idenya
dengan ide ilmuan, siswa telah mendapatkan gambaran apakah strategi berpikir
yang digunakannya untuk merumuskan hipotesis dan pengujian akan membawa
pemikirannya menuju konsep yang benar. Secara bertahap siswa dapat
membandingkan keefektifan dari berbagai strategi yang telah digunakannya.
Kemudian siswa dapat mengkonstruksikan konsep yang baru didapatnya kedalam
pengetahuannya.
Tabel.13.1 Struktur pengajaran
model pencapaian konsep
( adaptasi dari Joyce, 2009:136)
Fase
|
Tingkah
Laku Guru dan Siswa
|
Fase I
Penyajian Data dan Identifikasi
Konsep
|
Guru menyajikan contoh – contoh
yang telah dilabeli
Siswa membandingkan sifat – sifat
/ ciri – ciri dalam contoh – contoh positif dan contoh – contoh negatif
Siswa menjelaskan sebuah defenisi
menurut sifat – sifat / ciri – ciri yang paling esensial
|
Fase II
Pengujian Pencapaian Konsep
|
Siswa mengidentifikasi contoh –
contoh tambahan yang tidak dilabeli dengan tanda ya dan tidak
Guru menguji hipotesis, menamai
konsep, dan menyatakan kembali defenisi – defenisi menurut sifat – sifat /
ciri – ciri yang paling esensial
Siswa membuat contoh – contoh
|
Fase III
Analisis Strategi – Strategi
Berpikir
|
Siswa mendeskripsikan pemikiran –
pemikiran
Siswa mendiskusikan peran sifat –
sifat dan hipotesis – hipotesis
Siswa mendiskusikan jenis dan
ragam hipotesis
|
13.3 Kelebihan dari Model
Pembelajaran Pencapaian Konsep
1
Siswa dapat
lebih memahami konsep
2
Siswa bisa lebih
mampu mengerjakan Karya – karya Ilmiah
3
Siswa juga dapat
lebih berpikir logis dan mempunyai strategi
13.4 Kekurangan dari model Pembelajaran
Pencapaian Konsep
1
Siswa kurang
memahami materi pembelajaran yang didalamnya ada metode praktikum, karena model
ini lebih mnguat kan Konsep siswa
2
Masih cenderung
stunt center learning
13.5 Cakupan Materi yang pas dengan
Model Pembelajaran Penerapan Konsep
No.
|
Model Pembelajaran
|
Kelas
|
Materi yang cocok
|
Alat Peraga
|
1.
|
Inquiry Trainning
|
VII
|
· Suhu dan
Pengukurannya
· Pengukuran
· Kalor
|
·
Suhu dan
Pengukurannya :
-
Termometer
-
3 buah ember
-
Air panas
-
Es
·
Pengukuran :
-
Mistar
-
Jangka Sorong
-
Neraca
-
Mikrometer
Skrub
-
Beban
-
Kaleng
·
Kalor :
-
Tampilan
Macromedia Flash
-
Lilin
-
Air
-
Balon
-
Es
|
2.
|
VIII
|
· Usaha dan
Energi
· Cahaya
· Alat – alat
Optik
|
·
Usaha dan Energi :
- Katrol
- Macromedia
Flash
- Meja
- Bola
Lampu
- Kabel
Listrik
·
Cahaya :
- Kit
Optik
- Macromedia
Flash
- Jarum
Pentul
- Laser
·
Alat – alat Optik :
- Kit
Optik
- Macromedian
- Flash
|
|
3.
|
IX
|
· Listrik Statis
· Kemagnetan
|
·
Listrik Statis :
- Multimeter
- Resistor
- Lampu
- Kabel
·
Kemagnetan :
- Magnet
batang
- Kompas
- Mistar
panjang
- busur
|
saya ingin bertanya, apakah ada referensi buku nya scra langsung?
ReplyDeletekalo ada boleh minta? terimakasih
Kak bisa dojelaskan lebih detail lagi gak.../berikan contohnya...pda proses pembelajaran dan materi yg cocok...
ReplyDelete