Signifikansi Pendidikan Akhlak
Adapun di antara alasan pentingnya pemikiran Said Nursi
di bidang pendidikan akhlak dapat
diungkapkan beberapa pertimbangan sebagai berikut :
Pertama, Risale-i Nur karya Said Nursi merupakan tafsir a]-Qur'an
yang secara konsisten
membicarakan penguatan iman dan al-Qur'an dengan jalan ikhlas, takwa dan sedekah.
Karya ini juga membahas secara mendalam mengenai akhlak Rasulullah dalam berbagai tulisannya Risale-i Nur yang berorientasi
kepada perubahan pola pikir dan laku untuk memahami dan mengimani secara
mendalam tanda-tanda hari kiamat dan keberadaan hari kiamat.
Kedua, masalah etika secara
khusus dibahas pads Simpusium Internasional di Turki yang ke-6 tahun 2002 yang dikoordinir oleh The Istanbul Foundation for Sciance and Culture. Di samping itu dalam sepanjang pelaksanaan
Simposium dan diskusi panel oleh The
Istanbul Foundation for Sciance and Culture ini selalu menyertakan tema
etika. Satu buku kumpulan Simposium
Internasional yang ke-6 mendorong perlunya membahas mengenai akhlak dan
juga tulisan Faris Kaya yang mengungkapkan mengenai etika dalam Risalei-Nur. Etika yang dimaksud oleh
Faris Kaya mengungkapkan bahwa akhlak dalam sejarah
dunia memang sangat penting. (Faris, 2004, him. 8-10).
Ketiga, diasumsikan bahwa pemikiran akhlak Said Nursi memberikan
peranan signifikan dalam aktivitas
kehidupannya. Pemikiran semacam ini merupakan hasil refleksi dan pemahaman
terhadap suatu teologi yang mendalam mengenai Asma Allah dan sifat-sifat-Nya
yang membentuk kerangka pikir dan sikap perilaku. Diyakini bahwa Said Nursi adalah sosok pemikir sekaligus sufi yang memadukan
konteks teologi dan realitas kehidupan.
Paham ini diilhami kemutlakan Tuhan dalam diri manusia dengan catatan bahwa
akal memiliki peran penting dalam refleksi untuk menyempurnakan keyakinan dari
refleksi hati. Artinya paham yang dianut Said Nursi berdekatan dengan upaya ma'rifatullah dalam perspektif yang luas. Sementara itu dapat diasumsikan bahwa
teologi Said Nursi adalah rasional-spritual. Maka, dalam
konteks pendidikan akhlak selalu memadukan akal dan hati untuk melakukan
pendekatan ajaran Islam secara universal.
Keempat, perkembangan ilmu dan
teknologi. Yang tidak dapat dilepaskan dari perkembangan
zaman saat ini adalah perkembangan ilmu, teknologi, komunikasi dan informasi. Kebutuhan-kebutuhan ini yang menyebabkan
dunia semakin global. Selain berdampak
positif juga berdampak negatif. Di antara dampak negatif globalisasi ini antara
lain adalah semakin banyaknya
alternatif bagi ukuran akhlak manusia yang cenderung bermuatan materialistik dan intelektualistik
semata. Akibatnya, hal-hal yang bersifat spritualistik cenderung diabaikan. Dengan demikian, kemampuan memilih
berbagai alternatif secara kritis melalui pemahaman, teologi rasional
dan spritual semakin dinilai penting dan
mendesak.
Kelima,
tanda-tanda akhir zaman,
pentingnya pengkajian ini juga disebabkan titik nadir
masyarakat global berdasarkan paham keagamaan menunjukkan tanda-tanda akhir zaman. Dalam konteks itulah sebagai makhluk
beragama harus mewaspadai itu dan berupaya
mengantisipasi dan merubah pola pandangan hidup. Karena persoalan "krisis moral" merupakan entry point dari munculnya pembaharu (mujadid) untuk menyelamatkan umat dari
"melupakan" Tuhan.
0 comments:
Post a Comment