Jabatan
guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas, dalam
bentuk pengabdian. Apabila kita kelompokkan terdapat tiga jenis tugas guru,
yaitu tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang
kemasyarakatan. (Uzer, 1994: 4)
1)
Tugas
Guru Dalam Bidang Profesi
Guru
merupakan suatu profesi yang artinya suatu jabatan atau pekerjaan yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini mestinya tidak
dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang kependidikan walaupun
kenyataannya masih terdapat dilakukan oleh orang-orang di luar kependidikan. Itulah
sebabnya jenis profesi ini paling mudah terkena pencemaran.
Tugas
guru sebagai profesional meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik
berarti, meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Untuk menghasilkan
siswa yang berkarakter tentunya harus menerapkan nilai-nilai kehidupan. Dalam
pendidikan sains tidak hanya dapat kita berikan pengetahuan mengenai gejala dan
peristiwa yang terjadi disekitar kita baik yang berhubungan dengan alam ataupun
tidak. Penjelasan atau penjabaran yang
guru lakukan ketika menyampaikan sebuah pengetahuan dalam bidang SAINS
khususnya dapat dikuti dengan penanaman nilai hidup yang kita lakukan
sehari-hari. Sebagai contoh, dalam materi gaya dikatakan bahwa semakin besar
gaya dorong/ tarik yang kita berikan terhadap sebuah benda maka akan menyebabkan benda itu berpindah/bergeser,
sama seperti dalam belajar jika gaya dorong itu sama seperti motivasi,
semangat, dan kerja keras kita. Jika kita terus berusaha keras dan tentunya tak
lupa berdoa maka semua keinginan kita akan tercapai.
Mengajar
berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Gambaran
mengajar secara profesi sedikit berbeda dari yang dikenal. Mengajar merupakan
profesi yang banyak dikenal yang praktiknya terbuka bagi semua yang ingin
berjuang untuk mencapai tujuannya dan menguasai persyaratan untuk mencapai
prktik yang kompeten. Status Mengajar
adalah profesi yang mempercayai bahwa semua orang sederajat karena pada
praktisinya menggunakan keahlian dan spesialisasi bukan sebagai instrumen dari
status dan kekuasaan tetapi sebagai
Sedangkan
melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
Tugas
guru dalam bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru disekolah harus dapat
menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati
sehingga ia menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikannya,
hendaknya dapat menjadikan motivasi bagi siswanya dalam belajar. Bila seorang
guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertamanya adalah
ia tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya itu kepada para siswanya. Para
siswa akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik. Pelajaran tidak dapat
diserap sehingga siswa mulai bosan menghadapi pelajaran yang diberikan oleh
guru itu. Menurut Jamal (2010: 80) menyatakan bahwa seorang guru bahkan harus
mampu membuka diri untuk menjadi teman bagi siswanya, dan tempat siswanya
berkeluh kesah terhadap persoalan belajar yang dihadapi.
Transformasi
diri terhadap kenyataan di kelas atau di masyarakat perlu dibiasakan sehingga
setiap lapisan masyarakat (homoludens, homopuber, homo sapiens) dapat mengerti
menghadapi guru. Guru harus lebih peka terhadap situasi maupun kondisi yang
terjadi baik di kelas maupun di lingkungan masyarakat. Seperti yang telah
dikatakan pada pendahuluan bahwa guru tidak hanya sekedar transfer of knowledge (memindah ilmu pengetahuan) dari sisi luar
saja tapi juga transfer of value (memindah
nilai) dari sisi dalamnya. Guru tidak boleh melempar tanggung jawab dengan berbagai
alasan dan argumen yang tidak masuk akal. Misalkan, itu bukan tanggung
jawabnya, itu tanggung jawab kepala sekolah, tanggung jawab bagian penyuluhan
sekolah, tanggung jawab guru agama, dan lain-lain.
Masyarakat
akan melihat dan memantau sikap dan perilaku seorang guru. Kalau sikap dan
prilakunya dapat menjadi cermin bagi bagi anak didik, maka masyarakat akan
semakin mencintainya. Namun, jika tidak, maka tidak menutup kemungkinan
masyarakat akan protes dan melapor kepada kepala sekolah karena dapat mencemarkan
nama baik sekolah.
Masyarakat
menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di lingkungan karena dari
seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti
bahwa guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju kepada pembentukan manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan
Pancasila.
Tugas
dan peranan guru tidaklah terbatas di dalam masyarakat, bahkan guru pada
hakikatnya merupakan komponen strategis yang memiliki peran yang penting dalam
menetukan gerkan maju kehidupan bangsa. bahkan keberadaan guru merupakan faktor
condisio sine quano yang tidak
mungkin digantikan oleh komponen manapun dalam kehiupan bangsa sejak dulu.
Keberadaan
guru bagi suatu bangsa sangatlah penting, apalagi bagi suatu bangsa yang sedang
membangun, terlebihlagi bagi keberlangsungan kehidupan bangsa ditengah-tangah
linats perjalanan zaman dengan teknologi yang kian canggih dan segala perubahan
serta pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan yang
menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri.
DAFTAR PUSTAKA
Ma’mur, Jamal
Asmani. 2010. Tips Menjadi Guru Inspiratif,
Kreatif, dan Inovatif. Yogyakarta: DIVA Press
Norlander, Kay
A. Case. 2009. Guru Profesional. Jakarta:
PT. Indeks
0 comments:
Post a Comment