1.1 Pengertian
Model Pembelajaran Kooperatif Tekhnik Kancing Gemerincing
Model
pembelajaran kooperatif teknik Kancing gemerincing diciptakan oleh Spencer
Kagan (1992) dan dikembangkan oleh Anita Lie (2002). Lie (2010: 63)
mengemukakan bahwa teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan
untuk semua tingkatan usia anak didik.
Dalam
kegiatan Kancing Gemerincing, masing-masing anggota kelompok mendapatkan kesempatan
untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran
anggota lain. Keunggulan lain dari teknik ini adalah untuk mengatasi hambatan
pemerataan kesempatan yang sering mewarnai kerja kelompok. Dalam banyak
kelompok, sering ada anggota yang terlalu dominan dan banyak bicara,
sebaliknya, juga ada anggota yang pasif dan pasrah saja pada rekannya yang
lebih dominan. Dalam situasi seperti, pemerataan tanggung jawab dalam kelompok
tidak bisa tercapai karena anggota yang pasif akan terlalu menggantungkan diri
pada rekannya yang dominan. Teknik belajar mengajar Kancing Gemerincing
memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk berperan serta.
15.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing
Gemerincing
Lie (2010:
64) mengembangkan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru pada
pelaksanaan model pembelajaran kooperatif teknik Kancing Gemerincing adalah
sebagai berikut:
1.
Guru menyiapkan suatu kotak
kecil yang berisi kancing-kancing (bisa juga benda-benda kecil lainnya, seperti
kacang merah, biji kenari, potongan sedotan, batang-batang lidi, sendok es krim
dan sebagainya).
2.
Sebelum kelompok memulai
tugasnya, setiap siswa dalam masing-masing kelompok mendapatkan dua atau tiga
buah kancing (jumlah kancing bergantung pada sukar tidaknya tugas yang
diberikan).
3.
Setiap kali seorang siswa
berbicara atau mengeluarkan pendapat, dia harus menyerahkan salah satu
kancingnya dan meletakannya di tengah-tengah.
4.
Jika kancing yang dimiliki
seorang siswa habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai semua rekannya juga
menghabiskan kancing mereka.
5.
Jika semua kancing habis,
sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh mengambil kesepakatan untuk
membagi kancing lagi dan mengulangi prosedunya kembali.
15.3 Kelebihan dari Model Pembelajaran
Koperatif Tekhink Kancing Gemerincing
1) Saling ketergantungan yang positif.
2) Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu.
3) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.
4) Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan.
5) Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa
dengan guru.
6) Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi
menyenangkan
15.4 Kekurangan
dari model Pembelajaran Koperatif Tekhink Kancing Gemerincing
1) Persiapannya memerlukan lebih banyak tenaga, pikiran dan waktu.
2) Membutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.
3) Kecenderungan topik pembicaraan dapat menjadi berkembang.
4) Saat berdiskusi masih ada didominasi seseorang.
Kelemahan yang ada pada pembelajaran kooperatif ini lebih bersifat
teknis, artinya hal-hal yang timbul ketika pembelajaran itu akan atau sedang
diterapkan. Jika seseorang guru teliti dan mampu mengatur proses pembelajaran,
maka waktu yang dibutuhkan tidak akan menyita jam mata pelajaran lain serta
pembicaraan yang terjadi pada siswa tidak akan melebar kemana-mana. Namun untuk
masalah biaya yag dibutuhkan cukup banyak, maka tidak perlu membebankan pada
guru dan siswa, disini sebaiknya pihak sekolah ikut andil dalam penyediaan
anggaran dana khususnya bagi pengembangan model-model pembelajaran di sekolah.
15.5 Cakupan
Materi yang pas dengan Model Pembelajaran Koperatif Tekhink Kancing Gemerincing
No.
|
Model Pembelajaran
|
Kelas
|
Materi yang cocok
|
Alat Peraga
|
1.
|
Koperatif Tekhnik Kancing
Gemerincing
|
VII
|
· Suhu dan Pengukurannya
· Pengukuran
· Kalor
|
·
Suhu dan
Pengukurannya :
-
Termometer
-
3 buah ember
-
Air panas
-
Es
·
Pengukuran :
-
Mistar
-
Jangka Sorong
-
Neraca
-
Mikrometer
Skrub
-
Beban
-
Kaleng
·
Kalor :
-
Tampilan
Macromedia Flash
-
Lilin
-
Air
-
Balon
-
Es
|
2.
|
VIII
|
· Usaha dan
Energi
· Cahaya
· Alat – alat
Optik
|
·
Usaha dan Energi :
- Katrol
- Macromedia
Flash
- Meja
- Bola
Lampu
- Kabel
Listrik
·
Cahaya :
- Kit
Optik
- Macromedia
Flash
- Jarum
Pentul
- Laser
·
Alat – alat Optik :
- Kit
Optik
- Macromedian
- Flash
|
|
3.
|
IX
|
· Listrik Statis
· Kemagnetan
|
·
Listrik Statis :
- Multimeter
- Resistor
- Lampu
- Kabel
·
Kemagnetan :
- Magnet
batang
- Kompas
- Mistar
panjang
- busur
|
DAFTAR
PUSTAKA
Arends, R.L.,
(2008), Learning To Teach Belajar Untuk
Mengajar, Edisi Ketujuh/Buku Dua, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Budiningsih, Asri.
(2004). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Deporter, Bobby. 2010, Quantum Teaching (Mempraktekkan uantum Teaching di Ruang- Ruang Kelas. Bandung:
PT. Mizan Pustaka
Ibrahim, M., dkk, (2000), Pembelajaran Kooperatif, Penerbit University
Press, Surabaya.
Joyce., Wheil., dan Calhoun.,
(2010), Model’s of Teaching (Model–Model
Pengajaran), Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Katu,
N.
(1995). Pengajaran Fisika Yang Menarik. Salatiga : Universitas Satya Wacana
Komarudin, Ukim. Sukarjo.
(2009). Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Lie, A., (2008), Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative
Learning Di Ruang- Ruang Kelas, Penerbit PT. Grasindo, Jakarta
Slavin, Robert E,
(2006), Cooperative
Learning Teori, Riset dan Praktek, Nusa Media : Bandung
Trianto, 2007, Model – model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik, Prestasi Pustaka; Jakarta
Zulkifli A., (2009), Cooperative
Learning, Cakrawala, September 2009.
0 comments:
Post a Comment