PERCOBAAN I
PENGUKURAN
I.
JUDUL PERCOBAAN : PENGUKURAN
II. STANDAR
KOMPETENSI : Menerapkan
konsep besaran dan satuan
dalam pemecahan soal
III. KOMPETENSI
DASAR : Memahami penggunaaan alat serta besarannya
IV.
TUJUAN PERCOBAAN :
1.
Mempelajari penggunan
alat-alat ukur untuk pengukuran panjang, massa, dan volume.
2.
Membaca hasil pengukuran
dari alat-alat ukur yang digunakan dengan tepat.
3.
Menentukan nilai skala
terkecil dari alat ukur.
4.
Mempelajari penggunaan teori
ralat dalam pengukuran.
5.
Menentukan jari-jari
kelengkungan lensa
V.ALAT
DAN BAHAN
No.
|
Nama alat
|
Jumlah
|
1.
|
Mistar
|
1 buah
|
2.
|
Jangka
sorong
|
1 buah
|
3.
|
Mikrometer
sekrup
|
1 buah
|
4.
|
Sferometer
|
1 buah
|
5
|
Gelas
ukur
|
1 buah
|
6
|
Neraca
|
1 buah
|
No.
|
Nama bahan
|
Jumlah
|
1.
|
Meja praktikum
|
1 buah
|
2.
|
Bola Pejal
|
2 buah
|
3.
|
Lensa cembung
|
1 buah
|
4.
|
Lensa cekung
|
1 buah
|
5.
|
Kawat
|
1 meter
|
6.
|
Kertas
|
1 buah
|
VI. TEORI DASAR
Mengukur berarti membandingkan sesuatu yang
diukur dengan sesuatu lain yang sejenis yang ditetapkan sebagai satuan. Suatu
pengukuran selalu dihinggapi ketidakpastian.
Adapun sebab-sebabnya antara lain :
a.
Adanya nilai skala terkecil
(Least Count) yang ditimbulkan oleh keterbatasan alat ukur tersebut
b.
Adanya ketidakpastian
bersistem,diantaranya :
· Kesalahan kalibrasi : Pemberian nilai pada skala waktu alat
diproduksi ternyata kurang tepat.)
· Kesalahan titik nol : (jarum tidak mau ke titik nol secara tepat)
· Kesalahan pegas : pegas melembek atau mengeras dari keadaan
semula.
c.
Adanya ketidakpastian
acak,diantaranya:
· Gerak Brown molekul udara,gerak ini dapat mengganggu menunjukan
alat ukur yang sangat halus.
· Fluktuasi tegangan jaringan listrik,mengganggu operasional
alat-alat listrik
· Bising elektronik berupa gangguan pada alat ukur elektronik
KETIDAKPASTIAN PADA PENGUKURAN
A.
KETIDAKPASTIAN PADA
PENGUKURAN TUNGGAL
Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang hanya
dilakukan satu kali saja apapun alasannya.
B.
KETIDAKPASTIAN PADA
PENGUKURAN BERULANG :
Ilmu statistika mengatakan :
a.
Hasil n kali pengulangan
pengukuran besaran x sebutlah :
x1,x2,x3 …xn
merupakan suatu sampel dari populasi besaran x
b.
Nilai terbaik yang mendekati
nilai X0 yang dapat diambil dari sampel adalah nilai rata-rata
sampel.
C. ANGKA BERARTI (SIGIFICANT FIGURES)
Yang pertama menyatakan bahwa nilai benar harus ada pada selang (
11,8 sampai 12,8) .Sedangkan harus yang kedua mempunyai makna nilai benar harus
berada dalam selang : 11,94 sampai 12,06 ). Dikatakan bahwa arus yang pertama
diketahi dengan 3 angka berarti, sedangkan harus yang kedua diketahui dngan 4
angka berati.
Semakin banyak angka berarti yang diikut sertakan dalam pelaporan
hasil pengukuran,semakin tepat pengukuran itu telah dilakukan.
ALAT UKUR
A.
ALAT
UKUR PANJANG
1.
Mistar Ukur
Mistar ukur merupakan alat ukur linear yang
paling sederhana dan paling banyak dikenal orang.Biasanya berupa pelat dari
baja atau kuningan dimana pada dua sisi dari salah satu permukaannya diberi
skala (metris atau inch).Panjang dari skala ukurannya adalah 150 mm-300 mm
dengan pembagian dalam skala 0,5 atau 1 mm.
Pengukuran dilaksanakan dengan menempelkan
mistar pada objek yang diukur sehingga objek ukur dapat langsung dibaca pada
skala mistar ukur.Kecermatan pembacaan tidak dapat lebih dari 0,5 mm,oleh
karena itu mistar tidak dapat digunakan untuk pengukuran dengan kecermatan
yangt tinggi.
2.
Jangka Sorong
Jangka Sorong adalah alat ukur besaran panjang
yang mempunyai dua skala,yaitu skala utama dan skala nonius.
Jangka sorong dapat dipakai untuk mengukur :
- Bagian luar dari suatu benda
- Bagian dalam suatu benda (benda berongga)
- Kedalaman suatu bendaKecermatan pembacaan bergantung dari skala
noniusnya dalam hal ini adalah 0; 10; 0,05; atau 0,02 mm.
Hal yang harus diperhatikan sewaktu menggunakan jangka
sorong adalah :
· Rahang ukur gerak (peluncur) harus dapat meluncur pada batang ukur
dengan baik tanpa bergoyang.
· Memeriksa kedudukan nol serta kesejajaran dari permukaan kedua
rahang.
Benda ukur sedapat mungkin jangan diukur hanya dengan menggunakan
ujung dari rahang ukur(harus agak ke dalam). Tekanan pengukuran jangan terlampau kuat sehingga memungkinkan
pembengkokan rahang ukur ataupun lida ukur kedalaman.
Pembacaan skala nonius dilakukan
setelah jangka sorong diangkat dari objek ukur dengan hati-hati (setelah
peluncur dimatikan).Memiringkan jangka sorong sehingga bidang skala nonius
hampir sejajar dengan bidang pandangan,dengan demikian mempermudah penentuan
garis nonius yang menjadi segaris dengan skala garis skala utama.
3.
Mikrometer Sekrup
Mikrometer merupakan alat ukur linier yang
mempunyai kecermatan yang lebih baik daripada jangka sorong. Pada umumnya
mempunyai kecermatan sampai 0,01 mm,jadi sebenarnya tidak dapat mengukur sampai
kecermatan 1 mikrometer (meski nama alat ini micrometer).Kadang ada juga yang
dibuat dengan kecermatan 0,05 mm;dan bahkan 0,002 mm
Sebuah micrometer sekrup terdiri dari dua bagian
yaitu bagian tetap dan bagian yang dapat diputar (selubung luar). Sama halnya
dengan jangka sorong micrometer sekrup memiliki dua skala yaitu skala utama
yang terdapat pada bagian tetap dan skala nonius yang terletak pada bagin yang
dapat diputar.
Bagian-bagian micrometer sekrup
· Rahang atas, Rahang geser.
· Kunci
· Skala tetap,atau skala utama.
· Skala putar, Pemutar.
Fungsi micrometer sekrup antara lain :
1.
Mengukur ketebalan diameter
luar suatu logam,kawat dan sebagainya
2.
Mengukur ketebalan dari
suatu material misalnya : buku,kertas,kotak kecil dan sebagainya
3.
Mengukur panjang suatu
bagian yang tidak terlalu besar
4.
Mengukur jarak dua titik
yang sangat dekat.
4.
SFEROMETER
Sferometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan kelengkungan
suatu benda yang berbentuk bagian dari bola, seperti cermin/lensa baik cekung
maupun cembung. Sferometer mempunyai dua skala yaitu skala utama dan skala
nonius. Skala utama berdiri tegak dimana skala nol tepat berada di tengah.
Sferometer memiliki ketelitian 0.01 mm.
Kerapatan (Massa jenis)
Berbagai metode digunakan untuk menentukan massa
jenis suatu benda yang bergantung pada bentuk dan homogenitas dari benda
tersebut .
Dengan m = massa,dan V =
volume benda yang diukur.
Massa dan volume dari benda uji biasanya diukur terpisah, kemudian
digunakan persamaan diatas untuk menghitung massa jenisnya.Volume benda uji
ditentukan secara geometri untuk benda yang sederhana,dapat juga diukur dengan
mencelupkan benda tersebut ke dalam zat cair,kemudian diukur volume zat cair
yang dipindahkan.
B. ALAT UKUR MASSA
Neraca tiga lengan
Neraca tiga lengan adalah alat ukur massa yang
memiliki tiga lengan berupa batangan satuan,puluhan,dan batangan ratusan
diantara batangan satuan dan puluhan.
Nilai skala terkecil Alat ukur ini adalah : 0,1 gr. Benda diletakkan
pada piringan neraca untuk kemudian diukur massanya.
VII. TUGAS SEBELUM
PRAKTIKUM :
1. Berapa skala terkecil dari masing-masing alat ukur yang ada ketahui ?
2. Tuliskan Fungsi dari bagian-bagian mikrometer skrup!
3. Tentukan ketidakpastian (Da) untuk !
VIII. PROSEDUR PERCOBAAN
I. Pengukuran Panjang
A.
Mistar
1. Memeriksa mistar yang telah
disediakan apakah titik nol pada mistar sudah tepat atau tidak
2. Menentukan nilai skala
terkecil dari mistar tersebut
3. Mengukur panjang dan lebar
meja praktikum masing-masing sebanyak kali untuk ditentukan luasnya.
4.
Menuangkannya dalam bentuk
tabel berikut :
Nst alat =............................................
Tabel Panjang dan Lebar Meja Praktikum
No.
|
Panjang Meja
( p ± Dp ) cm
|
Lebar meja
( l ± Dl ) cm
|
1.
|
|
|
2.
|
|
|
3.
|
|
|
4.
|
|
|
5.
|
|
|
B.
Jangka Sorong
1. Memeriksa apakah skala nol
utama berimpit dengan skala nol pada skala nonius.Jika tidak,maka pergeserannya
dicatat.
2.
Mengukur diameter
dalam,luar,serta kedalaman tabung.
3.
Mencatat skala utama yang
terlihat berdekatan dengan angka nol pada skala nonius.
4.
Mencatat garis nonius yang
tepat berimpit dengan garis pada skala utama
5.
Membaca dan mencatat hasil
pengukuran sebanyak 3 kali
Nst alat = ..............................
Tabel diameter dalam tabung (d1):
No
|
SU ( cm )
|
SN ( cm )
|
HP : ( d1 ± Dd1 )
|
1.
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
5.
|
|
|
|
Tabel
diameter luar tabung (d2) :
No
|
SU ( cm )
|
SN ( cm )
|
HP : ( d2 ± Dd2 )
|
1.
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
5.
|
|
|
|
Tabel
kedalaman tabung (t) :
No
|
SU ( cm )
|
SN ( cm )
|
HP : ( t ± Dt )
|
1.
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
5.
|
|
|
|
C.
Mikrometer Sekrup
1.
Mengkalibrasi mikrometer
skrup
2.
Meletakkan kawat diantara
spindel dengan landasan
3.
Memutar rached hingga
berbunyi
4.
Membaca dan mencatat hasil
pengukuran diameter kawat.
5.
Mengulangi pengukuran
sebanyak 3 kali
6.
Mengulangi prosedur 1 – 6
untuk pengukuran ketebalan kertas.
Nst Alat :....................................
Tabel pengukuran diameter kawat d
:
No
|
SU ( cm )
|
SN ( cm )
|
HP : ( d ± Dd )
|
1.
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
5.
|
|
|
|
Tabel pengukuran ketebalan kertas
(x) :
No
|
SU ( cm )
|
SN ( cm )
|
HP : ( x ± Dx )
|
1.
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
5.
|
|
|
|
D. Sferometer
1. Sferometer didirikan diatas
bidang datar hingga keempat kaki dari sferometer bersinggungan dengan bidang
datar
2. Memeriksa apakah skala nol
dari skala utama tepat menjadi pelurus dari skala nol dari skala nonius
3. Memindahkan sferometer
tersebut pada permukaan lensa cekung dan cembung untuk ditentukan jarak cekung
dan cembungnya,dengan kaki sferometer harus bersinggungan dengan permukaan
lensa
4.
Membaca dan mencatat hasil
pengukuran
5.
Mengulangi pengukuran lensa
sebanyak 3 kali
6.
Menentukan jari-jari
kelengkungan lensa.
Nst Alat :...........................................................
Tabel pengukuran jarak
kelengkungan lensa cekung (a) :
No
|
SU ( cm )
|
SN ( cm )
|
HP : ( a ± Da )
|
1.
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
5.
|
|
|
|
Tabel pengukuran jarak
kelengkungan lensa cembung (h) :
No
|
SU ( cm )
|
SN ( cm )
|
HP : ( a ± Da )
|
1.
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
5.
|
|
|
|
II. Pengukuran Massa
Neraca Tiga
Lengan
1.
Memeriksa lebih dahulu apakah jarum
berayun dari neraca yang dipakai menunjukan skala nol. Jika tidak,mencatat
pergeseran tersebut.
2.
Meletakkan balok pada piringan neraca.
3.
Membaca dan mencatat massa dari balok
yang akan ditentukan massa jenisnya.
4.
Mengulangi pengukuran sebanyak 3 kali.
5.
Memasukkan data pada tabel data hasil
pengamatan
6.
Mengulangi prosedur 1 – 5 untuk
pengukuran massa beban
Tabel pengukuran massa balok :
No
|
HP : ( m ± Dm ) gram
|
1.
|
|
2.
|
|
3.
|
|
4.
|
|
5.
|
|
Tabel pengukuran massa beban :
No
|
HP : ( m ± Dm ) gram
|
1.
|
|
2.
|
|
3.
|
|
4.
|
|
5.
|
|
IX. TUGAS SESUDAH
PRAKTIKUM :
1 .Hitunglah luas permukaan meja !
2. Hitunglah jari-jari kelengkungan (R) lensa
cembung dan cekung!
3. Buatlah analisis dan beri kesimpulan !
0 comments:
Post a Comment