Saturday, April 4, 2015

Tetapkan prioritas yang jelas.

Standard
Hari ke-23
Tetapkan prioritas yang jelas.

Tentukanlah mana hal-hal yang paling utama di dalam kehidupan kawan-kawan dan urutkanlah hal-hal lain pada urutan selanjutnya.

Mahasiswa harus “sadar akan etnik sosial- tugas dan kewajiban publik mereka-yang direpresentasikan dalam pengabdian”-Rhendi van pasaribu

               
Saat ini kita begitu banyak mengemban amanah maka dari sekian banyak itu, pilihlah sebuah hal yang menjadi sangat penting dan prioritas dalam waktu dekat.
               
Tujuan itu bagaikan kompas yang akan mengarahkan kita melangkah dalam menggapai impian berkampus yang sukses. Kesuksesan seseorang tidak mutlak artinya setiap orang memiliki tingkatan kesuksesan pribadi dan itulah yang menjadi takaran atau acuan setiap kita.

Mungkin sebagian besar dari kita memprioritaskan sebagai mahasiswa yang lulus dengan IPK terbaik, ada juga yang memprioritaskan hal lainnya. Sungguh apapun tujuan kawan-kawan

Nusantara nan Rupawan
Karya : Rhendi Van Pasaribu

Di nusantara ini ombak kemiskinan seakan kembali pulang ke rumah
Berupa selimut derita nan lembut
Disulam turun temurun oleh nenek moyang mereka

               Di nusantara ini ombak perpecahan seakan kembali pulang ke rumah
               Berupa bukit permai berisi tubuh-tubuh penuh darah
               Yang kemarin dilukis oleh bapak moyang mereka

Ombak pergerakan bersuara melepas rindu kemerdekaan
Sehabis mengisi kendi-kendi para pengelana di gurun perwakilan rakyat
Memeluk rakyatnya yang sedang semadi diatas pasir suci
Yang tidak pernah dituliskan janji ikatan cinta dan harta

               Ombak pergerakan membawa angin sore bahagia
               Dan menyemai serbuk-serbuk kembang cemara
Berterbangan menembus ke dasar laut
               Dan belaiannya menemukan mempelai perjuangan di kelopak mata
               Mesra membawa rakyat terbuai di pelukan pengelana

Di Indonesia, ombak karunia tak terhingga
Melahirkan riak pembasuh luka tragedi

               Ada masa ketika pelangi itu sirna
Merasa terganggu sinar gelap muncul
Serta bunyi angin kegelisahan menderai pepohonan

Oh…
Debu-debu jalan memboyong angin perubahan ke ruangan perwakilan
Lalu berteriak . . . Merdeka…Merdeka. . .
Berusaha menghentikan dengan menutup pintu dan jendela penderitaan
Saling suka dan bahagia untuk selama tanpa berpisah.

0 comments:

Post a Comment