Saturday, April 4, 2015

Bangkitlah kembali

Standard
Hari ke-26
Bangkitlah kembali

“Dimana lagi Anda akan selalu dipeluk, terkena cat, menerima kartu ucapan buatan sendiri, menghapus air mata, berbagi senyum, menggoyahkan gigi tanggal, berbagi makanan kantin yang tidak enak, membaca buku yang norak, dan Anda tahu bahwa Anda merubah dunia?
Penghargaannya sangat baik, ketika Anda melihat seorang anak tiba-tiba menangkap konsep dan menulis puisi yang mereka piker mereka tidak bisa melakukannya, Inilah momen yang membuat saya tahu bahwa saya berada dalam profesi yang benar.(Harris Interactive 2001, 118)
               

Sebuah cerita yang memberi refleksi neorontik kepada kita semua.


Saat pelita itu redup dan mati karna sisa bahan bakar yang habis,membut aku gelap dan hanya terdiam. Ujian kehidupan itu sepertinya membakar kekanak-kanakanku dan merubuhkan semangat dan harapan. Melangkah kecil ku coba untuk meraih secerca cahaya dan menerangiku kembali. Akhrinya tanganku meraih sebuah mancis dan sebatang lilin. 

Ku berharap lilin ini nantinya akan menerangi dan mengobarkan semangat serta impianku. Tak jauh melangkah ku temukan sebongkah tong yang berisikan bensin. 

Yang akhirnya ku tebar bensin itu dilantai rumah kesulitan dan ku percikan secuil api di lantai dan terbakarlah kemalasan,kegelisahan serta kesulitan itu. Semua tinggal kenangan dan akhirnya aku bangkit menjadi jiwa yang bergelora penuh cahaya..

0 comments:

Post a Comment