Tuesday, April 14, 2015

Model Pembelajaran Quantum Teaching

Standard
Model Pembelajaran Quantum Teaching

11.1 Pengertian Model Pembelajaran Quantum Teaching
 Quantum Teaching adalah badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam rancangan, penyajian, dan fasilitasi SuperCamp. Diciptakan berdasarkan teori pendidikan seperti Accelerated Learning (Lazanov), Multiple Intelegence (Gardner), Neuro-Linguistik Progamming (Grinder dan Bandler), Experiential Learning (Hahn), Socratic Inquiry, Cooperative Learning (Johnson dan Johnson), dan Elements of Effective Instruction (Hunter). (Bobbi Deporter, 2010).
Quantum Teaching adalah pengubahan gaya belajar yang meriah, dengan segala nuansanya. Dan Quantum Teaching juga menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar.
Quantum Teaching adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya:
1.     Pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada dalam dan sekitar proses belajar
2.     Uraian cara-cara baru yang memudahkan proses belajar lewat pemaduan unsur-unsur seni dan pencapaian-pencapaian  terarah
3.     Berfokus pada hubungan dinamis dalam kelas
Quantum Teaching mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar. Model Quantum Teaching hampira sama dengan sebuah simfoni yang memiliki banyak unsur yang menjadi pengalaman musik anda. Unsur tersebut terbagi atas dua kategori yakni konteks dan isi. (Deporter, 2010: 37-38)
11.2 Sintaks dari Model Pembelajaran Quantum Teaching
     Adapun yang terpenting dalam Quantum Teaching adalah adanya kerangka perancangan Quantum Teaching yang lebih dikenal dengan singkatan TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan). Unsur-unsur  TANDUR membentuk basis struktural keseluruhan yang melandasi Quantum Teaching.
a.    Tumbuhkan
Penyertaan menciptakan jalinan dan kepemilikan bersama atau kemampuan saling memahami. Penyertaan akan memanfaatkan pengalaman mereka, mencari tanggapan “Yes!” dan mendapatkan komitmen untuk menjelajah. Strategi yang dapat dilakukan seperti sertakan pertanyaan, lakon pendek dan lucu, drama, video, cerita dan sebagainya. Secara singkat dapat dikatakan sertakan diri mereka, pikat mereka, dan berfikir AMBAK (Apa Manfaatnya BagiKu).
b.    Alami
Unsur ini memberikan pengalaman kepada siswa dan memanfaatkan hasrat alami otak untuk menjelajah. Pendidik dapat mengajar “melalui pintu belakang” untuk memanfaatkan pengetahuan dan keingintahuan mereka. Ketika kita mempelajari sesuatu dalam kehidupa nyata, kita sudah memiliki pengetahuan pengalaman awal, suatu kaitan dengan konsepnya. Kemudian setelah pengalaman terbentang, kita mengumpulkan informasi yang membantu untuk memaknai pengalaman tersebut. Informasi ini membuat yang abstrak menjadi konkret. Seperti menyentuh kompor dan menjerit, “Aww!” menciptakan suatu “momen pelajaran. Kita benar-benar mengerti “panas jangan disentuh”.
c.    Namai
Penamaan memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan identitas, mengurutkan, dan mendefenisikan. Penamaan dibangun atas pengetahuan dan keingintahuan siswa ketika menemukan sesuatu. Penamaan adalah saatnya untuk mengajarkan konsep, keterampilan berfikir, dan strategi belajar. Penamaan merupakan informasi, fakta, rumus, pemikiran, tempat dan sebagainya biasaya kita memulainya dengan isi pelajaran kita dan melakukan kegiatan (pengalaman) jika kita mempunyai waktu.
d.    Demonstrasikan
Memberi siswa peluang untuk menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan mereka kedalam pembelajaran yang lain, dan kedalam kehidupan mereka. 
e.    Ulangi
Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “Aku tahu bahwa aku tahu ini!”. Jadi pengulangan harus dilakukan secara multimodalitas dan multi kecerdasan, lebih baik dalam konteks yang berbeda dengan asalnya.
Seperti dalam Buzan (2008) dikatakan bahwa lima kali pengulangan sama dengan ingatan jangka panjang.
f.     Rayakan
Perayaan memberikan motivasi dengan menghormati usaha, ketekunan, dan kesuksesan. Sekali lagi sesuai asas Quantum Teaching “Jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan”. Perayaan dapat berupa pujian, bernyanyi bersama, pesta kelas, hadiah dan sebagainya.

Tabel 11.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Quantum Teaching
No.
Fase-fase
Kegiatan
Siswa
Guru
1.      
Tumbuhkan
mengetahui, memahami, mendengarkan, memperhatikan, mencari, mengamati, menanggapi, mengungkapkan
memotivasi, menampilkan, menginstruksikan
2.      
Alami
mengamati, memahami
menjelaskan, mengidentifikasi, menyebutkan, mendiskusikan, mempelajari, mengetahui
mengarahkan
mendemonstrasikan 
menjelaskan
3.      
Namai
menemukan, mendefenisikan, memahami, mengidentifikasi, menerapkan, mengurutkan, menghitung, mencirikan, membedakan, menghubungkan, menerapkan, mencatat
-        Memperbaiki
-        Menjelaskan

4.      
Demonstrasikan
Mendemonstrasikan, mempresentasikan, mengidentifikasi, menjelaskan, menyampaikan, menjawab, melakukan, menggunakan, mengamati, mengidentifikasikan, memperhatikan, menganalisis, mengukur
Mendemonstrasikan, mengamati, menampilkan, memperbaiki
5.      
Ulangi
Mengulang, merangkum, mencatat, mengerjakan, menyimpulkan, mengaitkan, menghubungkan
Mengarahkan

6.      
Rayakan
-
-

11.3 Kelebihan dari Model Pembelajaran Quantum Teaching
           Inilah Asas Utama alasan dasar dibalik segala strategi, model, dan keyakinan Quantum Teaching dan ini yang menjadi kelebihan dari Model Pembelajaran Quantum Teaching dan mengingatkan kita pada pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertama. Untuk mendapatkan hak mengajar, pertama-tama Anda harus membangun jembatan autentik memasuki kehidupan murid. Sertifikat mengajar atau dokumen yang mengizinkan anda mengajar atau melatih hanya berarti bahwa Anda memiliki wewenang untuk mengajar.
     Jadi, masuki dulu dunia mereka. Karena tindakan ini akan memberi Anda izin untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan mereka menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Setelah Anda dapat membawa mereka kedalam dunia Anda, dan memberi mereka pemahaman Anda mengenai isi dunia itu. Disinilah kosakata baru, model mental, rumus dan lain-lain dibeberkan. Akhirnya, dengan pengertian yang lebih luas dan penguasan lebih mendalam ini, siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari kedalam dunia mereka dan menerapkannya pada situasi baru.
Quantum Teaching juga memiliki lima prinsip, atau kebenaran tetap. Serupa dengan asas utama, Bawalah Dunia Mereka Ke Dunia Kita, Antarkan Dunia Kita Ke Dunia Mereka, Prinsip ini mempengaruhi seluruh aspek Quantum Teaching. Anggaplah prinsip-prinsip ini sebagai struktur chord dasar dari simfoni belajar Anda. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
§   Segalanya Berbicara
Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh Anda, dari kertas yang Anda bagikan hingga rancangan pembelajaran Anda, semuanya mengirim pesan tentang belajar.
§   Segalanya Bertujuan
Semua yang terjadi dalam pengubahan Anda mempunyai tujuan. Oleh karena itu, Kathy Wagone membuat istilah yang memotivasi: “tetapkanlah sasaran tersebut agar bisa berprestasi setiap harinya.
§   Pengalaman Sebelum Pemberian nama
Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks yang menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.
§   Akui Setiap Usaha
Belajar mengandung resiko. Belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan, pada siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercyaan diri mereka.
§   Jika layak Dipelajari, Maka Layak Pula Dirayakan
Perayaan adalah sarapan pelajar juara. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan  dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.
       Dengan prinsip-prinsip seperti itu, maka mekanisme pembelajaran partisipasif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan akan bisa dicapai,baik oleh siswa atau guru. Pada akhirnya tidak ada ketakutan pada diri siswa di saat ia ingin masuk sekolah atau memulai pelajarannya.
11.4 Kekurangan dari Model Pembelajaran Quantum Teaching
        Masih terdapat kekurangan dalam Model Pembelajaran Quantum Teaching ini Siswa kurang serius dalam menghadapi tugas – tugas dalam kelompok mereka, sehingga hanya beberapa anak saja yang fokus dalam kelompoknya. Siswa kurang paham dengan aturan kelompok yang akan persentase ke depan sehingga ketika kelompok lain mempersentasekan ke depan kelompok yang lain kurang memperhatikan dan tidak memberikan tanggapan mereka. dan perinciannya adalah :
1.     Tidak bisa di lakukan di semua sekolah
2.     Tidak semua cakupan materi yang bisa menggunakan Model Quantum Teaching
3.     Menghabiskan banyak waktu
11.5 Cakupan Materi yang pas dengan Model Pembelajaran Quantum Teaching
SMP :

No.
Model Pembelajaran
Kelas
Materi yang cocok
Alat Peraga
1.














Quantum Teaching
VII
·     Suhu dan Pengukurannya





·     Pengukuran








·     Kalor
·     Suhu dan Pengukurannya :
-      Termometer
-      3 buah ember
-      Air panas
-      Es
·     Pengukuran :
-      Mistar
-      Jangka Sorong
-      Neraca
-      Mikrometer Skrub
-      Beban
-      Kaleng
·     Kalor :
-      Tampilan Macromedia Flash
-      Lilin
-      Air
-      Balon
-      Es
2.
VIII
·     Usaha dan Energi






·     Cahaya





·     Alat – alat Optik
·     Usaha dan Energi :
-      Katrol
-      Macromedia Flash
-      Meja
-      Bola Lampu
-      Kabel Listrik
·     Cahaya :
-      Kit Optik
-      Macromedia Flash
-      Jarum Pentul
-      Laser
·     Alat – alat Optik :
-      Kit Optik
-      Macromedian
-      Flash
3.
IX
·     Listrik Statis




·     Kemagnetan
·     Listrik Statis :
-      Multimeter
-      Resistor
-      Lampu
-      Kabel
·     Kemagnetan :
-      Magnet batang
-      Kompas
-      Mistar panjang
-      busur

0 comments:

Post a Comment