Saturday, April 18, 2015

Guru itu figur percontohan

Standard
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Ia merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Peristiwa belajar mengajar banyak berakar pada berbagai pandangan dan konsep.
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Syarat utama yang harus ada dalam berlangsungnya proses belajar mengajar adalah adanya interakasi /hubungan timbal balik antara guru dengan siswa.

Interaksi timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar.Tugas guru tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik. Maka untuk melakukan tugas sebagai guru, tidak sembarang orang dapat menjalankannya.”[i]  Sehingga di sini guru juga perlu memberikan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar. Penanaman sikap dan nilai tersebut tidak hanya dalam jam-jam pelajaran, lebih dari itu ketika di luar jam pelajaran pun seorang guru tetap akan menjadi figur percontohan bagi siswa – siswanya.

Dalam dunia pendidikan, pada suatu padepokan silat misalnya, ada guru ulung yang diberi gelar “pendekar”; pada pondok pesantren ada “kyai”; dan pada perguruan tinggi ada pakar yang dikukuhkan sebagai “guru besar”. Orang tua menasehati bahwa kalau kita ingin belajar, carilah guru yang betul-betulalim, pandai, kyai yang tersohor. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kemasyhuran sebuah pesantren melekat pada “nama besar” kyainya, demikian juga gengsi sebuah lembaga pendidikan formal melekat pada “nama besar” pengajarnya. “Sehingga tidak berlebihan jika sampai ada pameo yang mengatakan: guru kencing berdiri, murid kencing  berlari.”[ii]

Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moril yang berat. Karena berhasil tidaknya sebuah pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya.

Oleh karena itu dalam Islam, guru atau pendidik mempunyai derajat yang lebih tinggi dari pada orang – orang yang tidak berilmu dan orang – orang yang bukan sebagai pendidik. Penghormatan dan penghargaan Islam terhadap orang yang berilmu itu terbukti di dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadalah, ayat 11 yang berbunyi :
... يرفع الله الذين امنوا منكم والذين أوتواالعلم درجات ... ( المجادلة : 11)
...Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat...[iii]

Demikian halnya di dalam Al-Qur’an surat Ali Imron ayat 187 disebutkan tentang keutamaan tugas mengajar itu sebagai berikut:
وإذا أخذ الله ميثاق الذين أوتوالكتاب لتبيّننّه للناس ولاتكتمونه ... ( ال عمران : 187)

Dan ingatlah ketika Allah mengambil janji orang – orang ahli kitab, hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia dan janganlah kamu menyembunyikannya...[iv]

Sebagai pengajar dan pendidik guru merupakan salah satu penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru. Hal ini menunjukkan betapa eksisnya peran guru dalam dunia pendidikan. Demikian pun dalam upaya pembelajaran siswa, guru dituntut memiliki multi peran sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif, yang dideskripsikan melalui kajian pustaka (library research) yang diperoleh melalui : buku-buku, jurnal ilmiah, majalah, buletin dan literatur lain dalam bentuk kepustakaan yang dikaji sebagai sumbangan pengetahuan bagi pelajar, mahasiswa dalam meningkatkan profisionalitas guru.



[i] M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan: Teoritis dan Praktis (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), hal. 139
[ii] A. Malik Fadjar, Visi Pembaruan Pendidikan Islam, Mustofa Syarif (eds.), (Jakarta: LP3NI, 1998), hal. 212
[iii] Departemen Agama RI,  Al-Qur’an  dan  Terjemahnya, ( Semarang: Toha Putra., 1989 ), hal. 910
[iv]ibid,  hal. 109

0 comments:

Post a Comment