Tuesday, April 14, 2015

Model Pembelajaran Pencapaian Konsep

Standard

1.1 Pengertian Model Pembelajaran Pencapaian Konsep
Model pembelajaran pencapaian konsep dikembangkan oleh Bruner (Joyce, 2010:32). Bruner, Goodnow, dan Austin (1967) dalam Joyce (2010:125) menyatakan bahwa pencapaian konsep merupakan proses menvariasi dan mendaftar sifat-sifat yang dapat digunakan untuk membedakan contoh-contoh yang tepat dengan contoh yang tidak tepat dari berbagai kategori.
Model pembelajaran pencapaian konsep ini relatif berkaitan erat dengan model pembelajaran induktif. Baik model pembelajaran pencapaian konsep dan model pembelajaran induktif, keduanya didesain untuk menganalisis konsep, mengembangkan konsep, pengajaran konsep dan untuk menolong siswa menjadi lebih efektif dalam mempelajari konsep-konsep. Model pembelajaran pencapaian konsep merupakan metode yang efisien untuk mempresentasikan informasi yang telah terorganisir dari suatu topik yang luas menjadi topik yang lebih mudah dipahami untuk setiap stadium perkembangan konsep. Model pembelajaran pencapaian konsep ini dapat memberikan suatu cara menyampaikan konsep dan mengklarifikasi konsep-konsep serta melatih siswa menjadi lebih efektif pada pengembangan konsep.
            Joyce (2010:128) menyatakan bahwa pengajaran konsep menyediakan kemungkinan–kemungkinan untuk menganalisis proses-proses berpikir siswa dan membantu mereka mengembangkan strategi-strategi yang lebih efektif. Dari pernyataan Joyce tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran pencapaian konsep menekankan pada proses mengembangkan keterampilan berpikir siswa.
            Lebih jauh Joyce (2010:128) mengungkapkan dalam pencapaian konsep dikenal istilah seperti contoh (exemplar) dan sifat (attribute) dengan penjelasan sebagai berikut:
1.    Contoh-contoh
Contoh-contoh merupakan bagian kecil dari koleksi data atau perangkat data.
2.    Sifat-sifat
       Sifat-sifat merupakan fitur-fitur atau karakteristik yang melekat pada  contoh-contoh.

Penggunaan model pembelajaran pencapaian konsep diawali dengan pemberian contoh-contoh aplikasi konsep yang akan diajarkan, kemudian dengan mengamati contoh-contoh dan menurunkan definisi dari konsep-konsep tersebut. Hal yang paling utama yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan model pembelajaran ini adalah pemilihan contoh yang tepat untuk konsep yang diajarkan, yaitu contoh tentang hal-hal yang akrab dengan siswa. Pada prinsipnya, model pembelajaran pencapaian konsep adalah suatu strategi mengajar yang menggunakan data untuk mengajarkan konsep kepada siswa, dimana guru mengawali pengajaran dengan cara menyajikan data atau contoh, kemudian guru meminta kepada siswa untuk mengamati dan menguji data atau contoh tersebut. Model pembelajaran pencapaian konsep ini dapat membantu siswa pada semua tingkatan usia dalam memahami tentang konsep dan latihan pengujian hipotesis.
Ada dua hal penting dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran pencapaian konsep yaitu;
(1) menentukan tingkat pencapaian konsep, dan
(2) analisis konsep.
1. Menentukan Tingkat Pencapaian Konsep
Tingkat pencapaian konsep (concept attainment) yang diharapkan dari siswa sangat tergantung pada kompleksitas dari konsep, dan tingkat perkembangan kognitif siswa. Ada siswa yang belajar konsep pada tingkat konkret rendah atau tingkat identitas, ada pula siswa yang mampu mencapai konsep pada tingkat klasifikatori atau tingkat formal.
2. Analisis Konsep
Analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk membantu guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran pencapaian konsep. Untuk melakukan analisis konsep guru hendaknya memperhatikan beberapa hal antara lain:
(1) nama konsep,
(2) attribute-attribute kriteria dan attribute-attribute variabel dari konsep,
(3) definisi konsep,
(4) contoh-contoh dan noncontoh dari konsep, dan
(5) hubungan konsep dengan konsep-konsep lain.
13.2 Sintaks dari Model Pembelajaran Pencapaian Konsep
Model pembelajaran pencapaian konsep dilakukan melalui fase-fase yang dikemas dalam bentuk sintaks. Adapun sintaksnya dibagi ke dalam tiga fase, yakni:
Fase I. Presentasi data dan identifikasi data.
Pada fase I, guru mempresentasikan data kepada siswa. Setiap unit data contoh dan non-contoh setiap konsep dipisahkan. Unit-unit dipresentasikan dengan cara berpasangan. Data dapat berupa peristiwa, masyarakat, objek, cerita, gambar atau unit lain yang dapat dibedakan. Siswa dapat bertanya untuk membandingkan dan menjastifikasi atribut tentang perbedaan contoh-contoh. Joyce, dkk (2010: 136) menyatakan bahwa pembelajar (siswa) diberitahu bahwa seluruh contoh positif memiliki satu gagasan umum, tugas mereka adalah mengembangkan suatu hipotesis tentang sifat dari konsep tersebut.
 Pada bagian akhir fase ini siswa dapat ditanya tentang hipotesis yang disusunnya dan menyatakan aturan yang telah dibuatnya atau mendefinisikan konsepnya menurut attribute yang bersesuaian dari contoh-contoh yang diberikan. Hipotesis ini tidak perlu dikonfirmasikan hingga fase berikutnya.

Fase II. Menguji pencapaian dari suatu konsep.
Pada fase II, siswa menguji penemuan konsep mereka, pertama-tama  dengan cara mengidentifikasi secara tepat contoh-contoh tambahan yang belum diberi nama dan kemudian membangkitkan contoh-contohnya sendiri (Joyce, dkk, 2010:136). Menguji penemuan konsep dapat dilakukan juga melalui sebuah eksperimen yang akan menunjukkan secara langsung prilaku dari contoh-contoh yang diuji, sehingga siswa dapat langsung merumuskan kebenaran hipotesis yang telah  dirumuskannya diawal.  
Selanjutnya guru (dan siswa) dapat membenarkan atau tidak membenarkan hipotesis mereka, merevisi pilihan konsep atau sifat-sifat yang mereka tentukan sebagaimana mestinya. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan konsep yang diperoleh dari perumusan hipotesis dan pengujiannya melalui eksperimen dengan konsep yang dikembangkan ilmuan. Atau dengan kata lain, dilakukan perbandingan antara ide yang dimunculkan siswa dengan ide ilmuan.

Fase III. Analisis Strategi – Strategi Berpikir.
Pada fase III, siswa menganalisis strategi-strategi dengan segala hal yang mereka gunakan untuk mencapai konsep (Joyce, dkk, 2010:137). Setelah membandingkan idenya dengan ide ilmuan, siswa telah mendapatkan gambaran apakah strategi berpikir yang digunakannya untuk merumuskan hipotesis dan pengujian akan membawa pemikirannya menuju konsep yang benar. Secara bertahap siswa dapat membandingkan keefektifan dari berbagai strategi yang telah digunakannya. Kemudian siswa dapat mengkonstruksikan konsep yang baru didapatnya kedalam pengetahuannya.

Tabel.13.1 Struktur pengajaran model pencapaian konsep
( adaptasi dari Joyce, 2009:136)
Fase
Tingkah Laku Guru dan Siswa
Fase I
Penyajian Data dan Identifikasi Konsep
Guru menyajikan contoh – contoh yang telah dilabeli
Siswa membandingkan sifat – sifat / ciri – ciri dalam contoh – contoh positif dan contoh – contoh negatif
Siswa menjelaskan sebuah defenisi menurut sifat – sifat / ciri – ciri yang paling esensial
Fase II
Pengujian Pencapaian Konsep
Siswa mengidentifikasi contoh – contoh tambahan yang tidak dilabeli dengan tanda ya dan tidak
Guru menguji hipotesis, menamai konsep, dan menyatakan kembali defenisi – defenisi menurut sifat – sifat / ciri – ciri yang paling esensial
Siswa membuat contoh – contoh
Fase III
Analisis Strategi – Strategi Berpikir
Siswa mendeskripsikan pemikiran – pemikiran
Siswa mendiskusikan peran sifat – sifat dan hipotesis – hipotesis
Siswa mendiskusikan jenis dan ragam hipotesis

13.3 Kelebihan dari Model Pembelajaran Pencapaian Konsep
1     Siswa dapat lebih memahami konsep
2     Siswa bisa lebih mampu mengerjakan Karya – karya Ilmiah
3     Siswa juga dapat lebih berpikir logis dan mempunyai strategi
13.4 Kekurangan dari model Pembelajaran Pencapaian Konsep
1     Siswa kurang memahami materi pembelajaran yang didalamnya ada metode praktikum, karena model ini lebih mnguat kan Konsep siswa
2     Masih cenderung stunt center learning
13.5 Cakupan Materi yang pas dengan Model Pembelajaran Penerapan Konsep    
No.
Model Pembelajaran
Kelas
Materi yang cocok
Alat Peraga
1.














Inquiry Trainning
VII
·     Suhu dan Pengukurannya





·     Pengukuran








·     Kalor
·     Suhu dan Pengukurannya :
-      Termometer
-      3 buah ember
-      Air panas
-      Es
·     Pengukuran :
-      Mistar
-      Jangka Sorong
-      Neraca
-      Mikrometer Skrub
-      Beban
-      Kaleng
·     Kalor :
-      Tampilan Macromedia Flash
-      Lilin
-      Air
-      Balon
-      Es
2.
VIII
·     Usaha dan Energi






·     Cahaya





·     Alat – alat Optik
·     Usaha dan Energi :
-      Katrol
-      Macromedia Flash
-      Meja
-      Bola Lampu
-      Kabel Listrik
·     Cahaya :
-      Kit Optik
-      Macromedia Flash
-      Jarum Pentul
-      Laser
·     Alat – alat Optik :
-      Kit Optik
-      Macromedian
-      Flash
3.
IX
·     Listrik Statis




·     Kemagnetan
·     Listrik Statis :
-      Multimeter
-      Resistor
-      Lampu
-      Kabel
·     Kemagnetan :
-      Magnet batang
-      Kompas
-      Mistar panjang
-      busur


2 comments:

  1. saya ingin bertanya, apakah ada referensi buku nya scra langsung?
    kalo ada boleh minta? terimakasih

    ReplyDelete
  2. Kak bisa dojelaskan lebih detail lagi gak.../berikan contohnya...pda proses pembelajaran dan materi yg cocok...

    ReplyDelete