Friday, April 24, 2015

Contoh BAB I Skripsi Fisika

Standard
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
 Berdasarkan pengalaman penulis selama menjadi guru di SMK N 1 Meranti kurang lebih 4 (tahun) terdapat beberapa masalah yang muncul dalam pembelajaran Fisika. Masalah-masalah tersebut antara lain: siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran, banyak siswa yang memperoleh hasil belajar fisika di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM), kurangnya konsentrasi siswa dalam pembelajaran, siswa merasa bosan dengan pelajaran fisika, kuranganya semangat dan keinginan siswa untuk belajar.
Siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran fisika hal ini disebabkan karena selama berlangsungnya proses pembelajaran, guru hanya menggunakan satu metode yaitu menghidupkan infokus, power point, siswa mencatat, guru menerangkan, setelah itu hitung menghitung berdasarkan rumus selanjutnya waktu pembelajaran habis, hari berikutnya begitu juga yang dilakukan guru hingga 4 (empat) tahun terakhir, sehingga dalam hal ini siswa sangat tidak berperan aktif dalam mengikuti pelajaran dikelas karena yang dituntut disini adalah mencatat bukan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menuangkan ide kreaktif, gagasan kreaktif untuk membuka wawasan siswa. Selain itu hal ini  terjadi disebabkan tidak adanya penyediaan buku paket atau LKS siswa dari pihak sekolah. Sehingga guru harus memberikan catatan terlebih dahulu kemudian baru dijelaskan.
Banyak siswa yang memperoleh hasil belajar dibawah kriteria ketuntasan minimal hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian untuk KD 1 kelas XI TKJ1 hanya 26,08% atau sekitar 6 orang dinyatakan nilai ulangan hariannya tuntas dari jumlah siswa 23 orang, artinya masih ada 73,92 % atau 17 siswa yang belum tuntas hasil belajarnya untuk ulangan harian KD 1. Hal ini sudah cukup membuktikan bahwa masih rendahnya nilai hasil belajar siswa untuk pelajaran fisika, padahal guru sudah menerangkan dan menjelaskan pelajaran berdasarkan kompetensi yang akan dicapai ketika pembelajaran sedang berlangsung. Hal ini disebabkan karena kurangnya sarana prasarana yang mendukung. Salah satu contoh adalah siswa tidak memiliki buku dan LKS yang disediakan oleh pihak sekolah sehingga siswa jarang sekali yang mau belajar dirumah dan mengerjakan tugas dirumah.
Kurangnya kosentrasi siswa dalam belajar fisika hal ini terjadi karena dari awalnya siswa memang sudah tidak menyukai pelajaran fisika yang penuh dengan rumus sehingga untuk kosentrasi sering mereka abaikan karena mereka menganggap belajar fisika hanya berhitung yang tidak ada gunanya. Hal ini saya peroleh dari hasil tanya jawab kepada siswa yang bersangkutan sekitar 18 siswa dari 23 siswa yang jawabannya hampir sama. Selain itu kebisingan lingkungan kelas lain juga sering menggangu kosentrasi belajar siswa ketika saya memasuki kelas XI TKJ1 hal ini disebabkan karena gurunya tidak hadir atau terlambat masuk.
Kebanyakan siswa merasa bosan dengan belajar fisika, hal ini disebabkan karena pembelajaran selama ini yang digunakan kebanyakan guru adalah model pembelajaran teacher centris yaitu guru sebagai pusatnya. Sehingga proses pembelajaran cendrung membuat siswa pasif. Selain itu kurangnya metode mengajar yang variatif  juga mempengaruhi kebosanan siswa dalam belajar fisika.
Kurangnya semangat dan keinginan siswa untuk belajar sangat terlihat sekali. hal ini dapat dibuktikan bahwa ketika proses pembelajaran berlangsung banyak siswa yang mengantuk, kusut dan cemberut. Hal ini terjadi karena mereka beralasan bahwa fisika itu hanya mencatat, diskusi, berhitung kemudian  selesai. Selain itu metode yang digunakan tidak bervariatif hanya diskusi biasa, didalam diskusi tidak ada persaingan antar kelompok atau individu, untuk dicari kelompok yang berprestasi kemudian diberi penghargaan, selain itu berdasarkan studi awal tanya jawab dengan siswa yang saya lakukan kebanyakan mereka menjawab dan memberikan masukan bahwa dalam belajar fisika maunya ada suatu permainan atau game yang mendukung proses pembelajaran fisika.
Oleh karena itu untuk mengatasi beberapa masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran fisika sangat perlu dilakukan suatu penelitian sederhana yaitu penelitian tindakan kelas untuk mencari solusi pemecahan masalahnya dengan menerapkan salah satu strategi pembelajaran yang mendukung pemecahan masalah tersebut. PTK adalah suatu penelitian yang berfokus kepada guru dimana siswa sebagai dampak pengiring dan guru sebagai dampak langsung. Dalam hal ini saya mencoba melakukan penelitian dengan judul “pembelajaran diskusi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT(Team Games Tournament) antar kelompok untuk meningkatkan semangat dan keaktifan siswa di kelas XI TKJ1 SMK N 1 Meranti T.P 2013/2014 ”.
B. Rumusan Masalah
1.     Apakah melalui pembelajaraan kooperatif tipe TGT dapat meningkatakan semangat dan keaktifan siswa dalam diskusi selama proses pembelajaran berlangsung?
2.     Bagaimana semangat dan keaktifan siswa dalam diskusi dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan meningkatkan semangat dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran fisika dalam diskusi melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT.
D. Manfaat penelitian
a. Bagi guru
1.     Sebagai wahana dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
2.     Sebagai sarana untuk mendapat informasi tentang kemampuan siswa
3.     Sebagai bahan pertimbangan dalam mengajar
4.     Mempermudah guru dalam mencapai tujuan pembelajaran
5.     Memberikan pengalaman baru dalam hal kegiatan belajar mengajar
b. Bagi siswa
1.     Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan
2.     Membantu dalam menguasai materi pelajaran
3.     Menghilangkan kebosanan siswa dengan metode pembelajaran yang bervariasi
c. Bagi sekolah
1.     Sebagai sunmbangan untuk menambah refrensi perpustakaan berupa laporan penelitian tindakan kelas

2.     Pengembangan penelitian lebih lanjut yakni dapat dijadikan sebagai acuan pertimbangan dalam menambah cakrawala berfikir.

0 comments:

Post a Comment