Wednesday, November 25, 2015

Pembelajaran Keterampilan Pidato di Sekolah Dasar

Standard
Pembelajaran Keterampilan Pidato di Sekolah Dasar
    Siswa dalam satu kelas biasanya mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Ada yang mempunyai kemampuan yang sangat tinggi, namun juga ada yang mempunyai kemampuan yang sangat rendah. Kondisi demikian menyebabkan tingkat daya serap siswa dalam menerima pembelajaran juga berbeda. Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi pembelajaran yang tepat agar perbedaan daya serap anak terkurangi sehingga kompetensi yang akan dicapai menjadi maksimal.
           Sebagai upaya guru untuk memaksimalkan hasil pembelajaran, banyak sekali strategi yang bisa diterapkan dan salah satunya adalah dengan cara mengubah formasi tempat duduk peserta didik. Pengaturan tempat siswa disesuaikan dengan pelaksanaan proses pembelajaran agar dapat menunjang pembelajaran menjadi lebih bermanfaat dan bermakna bagi siswa. Menurut Uno (2007:18), variabel strategi pembelajaran dibagi menjadi tiga, yakni: a. Strategi pengorganisasian pembelajaran, b. Strategi penyampaian pembelajaran, dan c. Strategi pengelolaan pembelajaran.
       Strategi pengorganisasian pembelajaran dibedakan menjadi dua yakni:
a.    Strategi mikro yang mengacu pada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, atau prosedur, atau prinsip, sedangkan.
b.    Strategi makro, yang berurusan dengan bagaimana memilih, menata urutan, membuat sintesis, dan isi pembelajaran yang saling berkaitan.
Strategi penyampaian pembelajaran merupakan komponen variabel metode untuk melaksanakan proses pembelajaran yang sekurang-kurangnya ada dua fungsi dari stategi ini, yakni:
a.         Menyampaikan isi pembelajaran kepada si belajar.
b.        Menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan peserta didik untuk menampilkan unjuk kerja.
          Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara si belajar dengan variabel metode pembelajaran yang lainnya, dengan klasifikasi strategi pengelolaan berupa penjadwalan pembuatan catatan kemajuan belajar siswa dan motivasi. 
Keuntungan bagi guru mengajar dengan menggunakan formasi ini adalah dapat berkomunikasi secara langsung dengan siswa, masuk dalam formasi, dan berjalan ke berbagai arah sesuai dengan siswa yang dituju. Sedangkan bagi siswa untuk formasi setting kelas formasi U secara kelompok akan mempermudah keluar dari tempat duduk.
                      Pembelajaran di Sekolah Dasar, unsur proses belajar menjadi sesuatu yang sangat penting. Bagi guru, mengajar adalah suatu proses membimbing kegiatan belajar untuk peserta didik. Sedangkan kegiatan itu sendiri menjadi lebih bermakna apabila terjadi kegiatan belajar pada peserta didik. Oleh karena itu, pemahaman guru terhadap proses belajar bagi siswa harus dipahami dengan sebaik-baiknya agar dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan menyenangkan.
              Belajar merupakan modifikasi untuk memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Oleh karena itu, belajar merupakan suatu proses kegiatan dan bukan hanya merupakan suatu hasil saja. Belajar tidak hanya sekadar mengingat, tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Dengan demikian, hasil belajar bukan hanya suatu penguasaan hasil latihan saja melainkan pengubahan kelakuan.
         Setelah siswa mengalami proses belajar, secara otomatis akan memperoleh pengalaman yang dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan dan keterampilan. Pengalaman yang sifatnya pendidikan biasanya bersifat kontinyu dan interaktif yang membantu mengintegrasi pribadi siswa dalam kehidupannya, terutama yang berhubungan secara langsung dengan ajaran agama Islam yang mengajarkan baik dan tidak baik, serta tingkah laku  dari para nabi dan khalifah yang dapat dicontoh dan ditiru. Seperti yang diungkapkan oleh William Burton dalam Hamalik (2001:29)10, yang menyatakan Experiencing means living through actual situations and recting vigorously to various aspects of those situations for purposes apparent to the learner. Experiencing includes whatever one does or undergoes which results in changed behavior, in changed values, meanings, attitudes, or skill.  Artinya pengalaman adalah sebagai sumber pengetahuan dan keterampilan, bersifat pendidikan, yang merupakan satu kesatuan di sekitar tujuan siswa, pengalaman pendidikan bersifat kontinyu dan interaktif, membantu integrasi pribadi siswa.
               Berbagai pendapat dan komentar banyak diberikan, baik dari kalangan masyarakat, pendidik, bahkan para ahli dan pakar pendidikan. Namun demikian, pendapat dan komentar belum menampakkan hasil yang memuaskan karena belum diterapkan strategi pembelajaran yang tepat untuk siswa, khususnya di sekolah dasar. Ketidakberhasilan strategi pembelajaran disebabkan karena tujuan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Metode cenderung kaku, statis, serta cenderung bersifat teoretis.  Menurut Towaf dalam Ismail (2009:2) mengatakan bahwa pendekatan yang digunakan masih cenderung normatif. Kurang kreatifnya guru dalam menggali metode yang bisa dipakai untuk keterampilan pidato menyebabkan pelaksanaan pembelajaran cenderung monoton.

0 comments:

Post a Comment