Strategi pembelajaran adalah siasat atau keseluruhan aktivitas yang
dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif
bagi tercapainya tujuan pembelajaran. Pembelajaran secara sederhana dapat
diartikan sebagai segala upaya penataan lingkungan belajar yang memungkinkan
peserta didik dapat belajar dengan atau tanpa kehadiran guru. Penataan
lingkungan berarti penyiapan, dan pemanfaatan lingkungan belajar (meliputi:
sumber belajar, sarana/alat belajar dan suasana kelas). Sehingga guru perlu
memberi dorongan kepada peserta didik untuk menggunakan otoritasnya dalam
membangun gagasan (Winataputra et al 1992: 10).
Selanjutnya masih menurut Winataputra et al (1992: 97-98), bahwa
dalam pembelajaran matematika hendaklah dipilih strategi pembelajaran yang
dapat melibatkan peserta didik secara aktif dalam belajar, baik secara mental,
fisik maupun sosial. Keaktifan peserta didik itu tidak saja pada keterampilan
mengerjakan soal sebagai aplikasi dari konsep-konsep matematika yang telah
dipelajarinya, melainkan perlu lebih mementingkan pemahaman pada proses
terbentuknya konsep. Konsep-konsep matematika hendaknya tidak diajarkan melalui
definisi, tetapi melalui contoh-contoh yang relevan yang melibatkan konsep-konsep
tertentu. Konsep-konsep itu hendaknya dijamin sudah terbentuk dalam pikiran
peserta didik.
Selaras dengan pendapat di atas, Hudoyo (1998: 6), bahwa
pembelajaran matematika menurut pandangan konstruktivis adalah membantu peserta
didik untuk membangun konsep-konsep / prinsip-prinsip matematika dengan
kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi, sehingga konsep/prinsip itu
terbangun kembali. Transformasi informasi yang diperoleh menjadi konsep/prinsip
baru. Transformasi itu mudah terjadi bila pemahaman timbul karena terbentuknya
skemata pada benak peserta didik.
Pendekatan dan strategi pembelajaran matematika hendaklah mengikuti
paedagogik secara umum, yaitu pembelajaran diawali dari konkret ke abstrak,
dari sederhana ke kompleks dan dari mudah ke sulit, dengan menggunakan berbagai
sumber belajar. Belajar akan bermakna bagi peserta didik apabila mereka aktif
dengan berbagai cara untuk mengkonstruksi atau membangun sendiri
pengetahuannya. Dengan demikian suatu rumus, konsep atau prinsip dalam
matematika, seyogyanya ditemukan kembali oleh si pebelajar di bawah bimbingan
guru (guided re-invention). (Depdiknas, 2002: 4).
Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa di dalam
memilih strategi pembelajaran matematika hendaklah: (1) dapat mengaktifkan
peserta didik dalam belajar untuk menemukan konsep/prinsip/rumus/algoritma
matematika di bawah bimbingan guru, (2) dimulai dari konkret ke abstrak, dari
mudah ke sulit, dari sederhana ke kompleks dan dari masalah kontekstual yang
dekat dengan lingkungan peserta didik ke masalah yang universal (3) menjadikan
pemecahan masalah sebagai pusat pembelajaran dan (4) melibatkan berbagai
pengalaman/pengetahuan yang sudah dimiliki peserta didik.
0 comments:
Post a Comment