Peningkatan Keterampilan
Pidato
Salah satu masalah
yang dihadapi oleh guru di lapangan adalah kurang aktif dan kurang terampilnya siswa
pada saat menerima pembelajaran yang bersifat klasikal. Banyaknya siswa SD
dalam satu kelas, antara 30 sampai dengan 40 yang diampu oleh satu orang guru
menjadikan pembelajaran tidak efektif. Siswa tidak dapat terfokus pada saat menerima
pembelajaran. Berikut adalah
beberapa upaya agar prestasi
siswa
dapat dapat tergali dengan baik, antara lain:
1. Penyediaan
sarana belajar yang memadai.
Pada saat siswa
belajar memang
memerlukan sarana yang mendukung. Misalnya buku-buku, alat peraga pembelajaran, ruang
belajar yang tidak
nyaman, serta media pembelajaran.
Kurangnya
sumber belajar berupa buku,
alat peraga pembelajaran, ruang belajar yang tidak nyaman, serta media
pembelajaran untuk siswa
yang duduk dibangku sekolah menyebabkan materi yang diterima siswa menjadi tidak luas dan pengetahuan yang diperoleh sebatas
informasi saja.
2.
Memotivasi
dengan reward
Sebagian
guru kurang menyadari bahwa memberikan reward kepada siswa berupa motivasi juga sangat diperlukan. Pemberian reward dengan motivasi dapat
di adopsi dari proses pembelajaran TANDUR, yakni setelah Tumbuhkan, Alami,
Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan selalu diakhiri dengan Rayakan. Rayakan
dalam hal ini dapat berberupa tepuk tangan, pujian, atau acungan ibu jari
dengan mengatakan “hebat”.
3. Memberi kesempatan bertanya pada siswa
Tidak semua siswa mau dan mampu untuk bertanya pada guru,
temasuk siswa
yang pandai. Oleh karena bertanya memerlukan suatu kemampuan tersendiri yang
tidak dipunyai oleh setiap siswa.
Pada saat bertanya, paling tidak siswa
harus mempunyai keberanian dan kemampuan menyusun kata dalam bentuk bahasa
lisan. Kondisi demikian mensyaratkan guru agar pandai mensiasati agar terjadi
interaksi positif dengan cara memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya terutama tentang materi
pelajaran yang belum dipahami pada saat guru menerangkan.
4. Menggunakan Media Pembelajaran
Menurut Edgar Dale dalam Soeparno, ada 10
jenjang yang memberi isyarat bahwa semakin konkret suatu pengalaman atau
informasi, semakin besar kemungkinan untuk diserap oleh penerima informasi,
yakni: lambang
verbal, lambang
visual, lambang
verbal dan visual, lambang
verbal, visual, dan gerak, pameran, studi wisata, demonstrasi, dramatisasi, pengalaman tiruan, dan pengalaman langsung.
0 comments:
Post a Comment