Plasma Lucutan Pijar
Korona
Plasma
yang digunakan dalam industri tekstil termasuk plasma dingin dalam klasifikasi
plasma berdasarkan suhu (Nur, 2011). Salah satu plasma dingin adalah lucutan
pijar korona. Lucutan korona termasuk lucutan mandiri (self-sustained) yang merupakan
proses pembangkitan arus di dalam fluida netral di antara dua
elektroda bertegangan tinggi dengan mengionisasi fluida tersebut sehingga
membentuk plasma di sekitar salah satu elektroda dan menggunakan ion yang
dihasilkan dalam proses tersebut sebagai pembawa muatan menuju elektroda
lainnya (Chen dan Davidson, 2002). Lucutan pijar korona dimulai ketika medan
listrik di sekitar elektroda dengan bentuk geometri sangat lengkung (elektroda
aktif) memiliki kemampuan untuk mengionisasi spesies gas (Sigmond,1982).
Proses
terjadinya lucutan pijar korona dalam medan listrik diawali dengan lucutan Townsend kemudian diikuti oleh lucutan
pijar (glow discharge) atau korona (corona discharge) dan berakhir dengan
lucutan arc (Raizer, 1991). Menurut
Veldhuizen (2002) bentuk lucutan yang terjadi sebelum lucutan arc adalah
lucutan yang salah satu cara pembangkitannya menggunakan pasangan elektroda tak
simetris yang akan membangkitkan lucutan di dalam daerah dengan medan listrik
tinggi di sekitar elektroda dengan bentuk geometri sangat lengkung. Kondisi
lucutan sebelum terjadinya lucutan arc dinamakan
korona. Kondisi ini terjadi pada saat tegangan yang diberikan pada elektroda
berada dalam ambang batas. Sementara pada saat terjadi arc harga tegangan nol.
Korona
dipengaruhi oleh beberapa kondisi yaitu tekanan udara, bahan elektroda, adanya
uap air di udara, fotoionisasi dan tipe tegangan tinggi yang diserap. Sedangkan
karakteristik korona tergantung pada tegangan, bentuk permukaan elektroda, dan
kondisi permukaan (Hermagasantos,1994).
Suatu
korona akan bersifat positif atau negatif bergantung kepada pemberian polaritas
tegangan elektroda aktif. Korona positif terjadi ketika elektroda aktif
(elektroda dimana proses ionisasi terjadi) dihubungkan dengan terminal positif
sumber tegangan. Sedangkan korona negatif terjadi ketika elektroda aktif
dihubungkan dengan terminal negatif sumber tegangan. Pada gambar 2.3 ditunjukkan daerah dalam lucutan
pijar korona antara dua elektroda dengan konfigurasi geometri hiperboloida-bidang
yang merupakan pendekatan terhadap geometri multi titik-bidang. Pada gambar 2.3
tersebut terdapat arus yang keluar dari geometri lengkung titik bidang yang
dinamakan arus saturasi unipolar korona yang dihasilkan dari ion-ion yang
mengalir melalui daerah aliran muatan (drift
region) (Sigmond,
1982).
Kalau boleh tau..ini penelitiannya dilakukan dimana? Apa di Indonesia ada?
ReplyDelete